Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Kearsipan Provinsi Papua, Christian Sohilait mengatakan libur sekolah dalam masa penanganan pandemi Covid-19 di Papua diperpanjang hingga 9 Mei 2020. Sohilait menyatakan pihaknya tengah mencetak sejumlah buku bacaan bagi para siswa yang tidak dapat menjangkau program Belajar dari Rumah yang disiarkan TVRI dan RRI.
Christian Sohilait menyatakan libur sekolah dalam masa penanganan pandemi Covid-19 di Papua seharusnya berakhir pada 24 April 2020. Akan tetapi, karena jumlah kasus positif korona di Papua semakin bertambah, Sohilait menyatakan libur sekolah itu diperpanjang hingga 9 Mei 2020.
“Saya sudah mengeluarkan imbauan ke sekolah di seluruh kabupaten/kota, bahwa sekolah diliburkan sampai 9 Mei 2020. Akan tetapi, kami akan berupaya menutup rasa jenuh para siswa ketika harus berada di rumah,” kata Sohilait di Jayapura pada Rabu (22/4/2020).
Menurut Sohilait, program Belajar dari Rumah yang disiarkan TVRI dan RRI hanya dapat menjangkau 43 persen siswa di Papua. Sebagian besar siswa di Papua tidak dapat mengikuti program itu, karena bermukim di daerah yang tidak terjangkau siaran TVRI dan RRI.
“Siswa-siswi [yang tidak bisa] belajar di sekolah [atau mengikuti siaran Belajar dari Rumah] saya harap tetap belajar di rumah. [Para siswa bisa belajar] dengan membaca buku yang ada,” kata Sohilait.
Ia menyatakan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Kearsipan Provinsi Papua telah bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada menyusun buku “Anak Papua Sehat Covid-19”. Buku itu nantinya akan didistribusikan ke seluruh wilayah Papua, khususnya wilayah yang tidak terjangkau siaran TVRI dan RRI.
Selain itu, Sohilait menyatakan pihaknya juga akan menerbitkan sejumlah buku cerita rakyat Papua, yang akan segera didistribusikan kepada para siswa di Papua. “Di pegunungan, bahkan di pesisir pantai dan rawa-rawa, [masih banyak daerah] yang tidak memunyai jaringan seluler. Buku yang dicetak itu akan didistribusikan [ke sana], agar menjadi [bacaan] siswa-siswi di mana mereka berada,” katanya.
Menurut Sohilait sudah ada 47 cerita rakyat yang telah diseleksi, dan 20 diantaranya telah dinyatakan laik cetak. Pengadaan buku cerita rakyat itu bekerjasama dengan sejumlah lembaga, termasuk UNICEF dan Wahana Visi Indonesia.
Aktivis pendidikan Agustinus Kadepa mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Kearsipan Provinsi Papua itu. Ia berharap pengadaan berbagai bahan bacaan itu akan membuat anak-anak Papua tetap belajar saat sekolah diliburkan karena pandemi Covid-19. “[Semoga] anak-anak ada semangat untuk mau belajar,” katanya.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G