Jayapura, Jubi – Pasca penembakan oleh oknum anggota TNI di Mimika, Papua yang menyebabkan dua warga sipil menginggal dunia, dan beberapa lainnya terluka, menuai respon dari berbagai pihak, termasuk para anggota DPR Papua.
Anggota Komisi I DPR Papua bidang Politik, Hukum, dan HAM, Laurenzus Kadepa mengatakan, pihak terkait jangan berupaya membungkan keluarga dan korban penembakan. Biarkan korban dan keluarga korban menyampaikan kejadian yang sebenarnya.
“Beri kebebasan kepada keluarga korban dan keluarga korban berbicara. Jangan ada upaya membungkam mereka. Biarkan keluarga korban menentukan tempat bagi pemakaman kedua jenazah. Tidak boleh ada penekanan, atau pemaksaan kepada keluarga korban,” kata Kadepa via pesan singkatnya kepada Jubi, Minggu (30/8/2015).
Katanya, meski mendukung pernyataan Kapolda Papua dan Uskup Timika yang menyebut pelaku akan diproses hukum, namun butuh bukti. Apakah benar nantinya pelaku akan diproses atau tidak.
“Berdasarkan pengalaman di Papua selama ini, negara tak bisa menyelesaikan satupun kasus. Terkadang, proses hukum tak pernah ada, dan berakhir kekecawan pada keluarga korban,” ucapnya.
Menurutnya, penembakan di Paniai, Yahukimo, Dogiyai, dan Tolikara adalah contoh kasus, yang masih belum dipertanggung jawabkan oleh negara, dan kini muncul lagi kasus Mimika.
Sebelumnya, seorang oknum TNI di Mimika, Papua diduga menembak sejumlah warga, Jumat (28/8/2015). Informasi yang didapat Jubi dari sumber yang tak mau disebutkan namanya, aksi itu terjadi di Jalan Koperapoka, Timika sekira pukul 02.35 WIT.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel (Inf) Teguh Pudji Raharjo membenarkan kejadian itu. Namun menurutnya, korban yang terkena luka tembak berjumlah empat orang, dua diantaranya meninggal dunia.
” Korban adalah Imanuel Mairimau (23 tahun) meninggal dunia, Yulianus Okoare (23 tahun) meninggal dunia, Martinus Apokapo (24 tahun) luka di pinggang kiri, dan Martinus Imaputa (17 tahun) luka di kaki. Kejadian di Jl. Bhayangkara, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika. Ketika itu, Sersan Satu (Sertu) As, dari Kodim 1701 Mimika dikeroyok massa, ketika ia berniat menjemput Sersan Kapala (Serka) Makher yang saat itu dikeroyok massa di Koperapoka,” kata Teguh Pudji Raharjo via pesan singkatnya kepada sejumlah wartawan, Jumat (28/8/2015). (Arjuna Pademme)