Ledakan Beirut berunjung unjuk rasa menuntut pejabat pemerintah mundur

Papua, protes
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi Ledakan di Beirut, Libanon yang menimbulkan lebih dari 100 orang meninggal memunculkan aksi unjuk rasa agar pejabat setempat mundur. Tercatat protes terjadi pada Minggu (9/8/2020), kemarin kembali terjadi dengan tuntutan yang sama.

Read More

Media online setempat rt.com menulis unjuk rasa pada hari Minggu itu protes yang kedua di Beirut. Demonstran menuntut Pemerintah Lebanon berkuasa saat ini mengundurkan diri menyusul musibah ledakan bahan kimia yang terjadi pekan lalu dan menewaskan 135 orang serta melukai ribuan orang.

Berita terkait : Ledakan di Beirut, ini pengakuan kapten kapal pengangkut amonium nitrat

Banyak memakan korban, ini kesaksian ledakan di Beirut 

Presiden Trump sebut ledakan di Beirut seperti serangan bom

Sebelumnya pada Sabtu malam, demonstran berunjuk rasa dan mencoba menyerbu gedung parlemen. Aksi diwarnai penembakan ketika matahari terbenam, letusan tembakan terdengar antara barikade yang menghalangi demonstran masuk ke arah Parlemen Square. Demonstran mencoba mendorong aparat kepolisian yang dibalas dengan tembakan gas air mata. Petugas pemadam kebakaran dikirimkan untuk memadamkan api yang berkobar di tengah demonstran itu.

Rekaman video yang beredar memperlihatkan demonstran menggunakan ketapel untuk menyerang aparat keamanan. Tindakan itu dibalas tembakan laser ke arah demonstran.  Para demonstran pada akhirnya bisa merobohkan pagar keamanan, yang disambut dengan sorak-sorai. Aparat kepolisian yang dilengkapi dengan rompi anti-peluru merespon hal ini dengan menembakkan gas air mata.

Sejak unjuk rasa meletup pada Sabtu lalu, satu aparat kepolisian gugur dan ratusan orang luka-luka.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menyerukan agar dilakukan pemilu legislatif lebih awal. Namun dia seruan itu masih belum bisa meredakan gelombang unjuk rasa yang semakin meresahkan masyarakat. Kondisi ekonomi Lebanon dalam bahaya sebelum musibah ledakan bahan kimia terjadi pekan lalu.

Unjuk rasa sudah sering terjadi di Beirut dalam beberapa bulan terakhir. Dua menteri sudah mengundurkan diri menyusul ledakan di gudang penyimpanan ammonium nitrate di pelabuhan Beirut pada Selasa, (4/8/2020) lalu. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply