Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Korban jiwa selama kudeta Myanmar telah bertambah menjadi 54 orang denga 1700 lainya ditangkap dalam kudeta militer Myanmar. Kantor HAM PBB mengungkapkan situasi di negara itu kian ganas.
PBB memprediksi angka tersebut akan terus naik jika dilihat dari perlawanan keras yang dilakukan Militer Myanmar, terutama pada demonstran penentang kudeta.
“Angka ril dari jumlah korban jiwa juga kemungkinan lebih besar. Angka yang ada sekarang berasal dari laporan yang sudah diverifikasi saja,” ujar Kantor HAM PBB, dalam pernyataan, Jumat, (5/3/ 2021).
Baca juga : Kudeta Militer Myanmar, sejumlah artis diburu
Korban jiwa saat protes kudeta militer Myanmar bertambah, kali ini 18 demonstran tewas
Kudeta Militer Myanmar, Suu Kyi disidang diam-diam tanpa pengacara
Angka kematian itu berhasil mereka verifikasi baru dari lima lokasi meliputi Yangon, Mandalay, Sagaing, Magway, dan Mon. Padahal, sebagaimana diberitakan sebelumnya, demonstrasi menentang kudeta Myanmar berlangsung hampir di seluruh kota Myanmar.
Angka orang yang ditangkap sepanjang kudeta berlangsung tak kalah besar, sudah lebih dari 1700 orang yang ditangkap sejak kudeta dimulai pada awal Februari lalu.
Penangkapan-penangkapan itu menyasar figur-figur yang terlibat dalam Gerakan Pemberontakan Sipil atau berasal dari pemerintahan yang digulingkan Militer Myanmar. Beberapa di antaranya adalah Penasehat Negara Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan masih banyak lagi.
Salah satu penangkapan terbesar terjadi pada Rabu lalu. Kantor HAM PBB mengatakan, kurang lebih ada 700 orang yang ditangkap di hari itu. Penangkapan dilakukan saat demonstrasi atau lewat penjemputan paksa ke rumah target.
“Mereka ditangkap secara sewenang-wenang dan ditahan karena keterlibatannya dalam protes (menentang kudeta Myanmar) atau aktivitas politiknya,” tulis laporan kantor HAM PBB.
Mereka terdiri dari anggota politisi, aktivis hak asasi manusia, panitia pemilu, guru, pekerja medis, jurnalis, hingga biksu.
Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet, mendesak Militer Myanmar untuk segera menghentikan aktivitas “jahat”-nya. Menurut dia, tidak manusiawi Militer Myanmar menggunakan timah panas untuk menembaki warga-warganya yang berusaha memulihkan demokrasi.
“Kami juga terheran-heran dengan langkah mereka menyerang pekerja medis serta ambulans yang mencoba melakukan pertolongan terhadap mereka yang cedera,” ujar Bachelet.
Bachelet mengatakan 29 jurnalis juga telah ditangkap Militer Myanmar dengan tuduhan mengikuti demonstrasi ilegal serta menyebar informasi yang menyesatkan dan menimbulkan kebencian. (*)
Editor : Edi Faisol