Lea Kahol, kapten basket PON XX Papua, dimata pelatihnya

Lea Kahol, kapten tim basket puteri Papua
Lea Efensia Kahol (kiri), kapten tim basket puteri PON XX Papua bersama beberapa rekannya – Jubi/IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Pelatih sekaligus pembimbing Lea Efensia Kahol, kapten basket PON Papua, Frans Liptiay, menyebut Lea adalah sosok anak Marind, kelahiran Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, yang memiliki bakat atau talenta luar biasa.

Selain berpostur tubuh tinggi, Lea juga sangat ulet dan tekun menggeluti dunia bola basket sejak di bangku SMAN 1 Merauke, sebelum dikirim ke SMA Ragunan Jakarta (sekolah olahraga).

Read More

“Oleh karena keuletan itu, maka Lea telah meraih berbagai prestasi di tingkat nasional hingga internasional,” ujar Frans Liptiay, saat ditemui Jubi, Selasa (7/9/2021).

Menurut Frans, sejak masih dibangku SMPN 1 Merauke, Lea lebih memilih mengikuti latihan olahraga cabang atletik di stadion Mini Maro.  Hampir setiap sore ia pergi latihan dan melintas di depan lapangan basket di SMAN 1 Merauke.

“Saya guru olahraga di situ dan melihatnya sering bolak-balik. Suatu ketika saat melintas, saya mencoba berkomunikasi dengannya agar bergabung mengikuti latihan basket,” ungkapnya.

Ketertarikan merangkul Lea bergabung di basket lantaran melihat postur tubuhnya yang tinggi. Lea merespons dengan baik ajakan tersebut. Setelah tamat SMPN 1 Merauke, Lea masuk di SMAN 1 Merauke dan mulai ditangani secara serius oleh Frans Liptiay.

“Selama latihan, saya melihat selain postur tubuh tinggi, raihan tangan bola basket dia lebih panjang dan cepat, dibandingkan rekan-rekan lain,” jelasnya.

Selain itu, Lea memiliki kelebihan melakukan rebond bola. Dimana ketika orang menembak bola, ia sudah ada sekitar sekaligus menangkap bola dengan cepat. Lalu dipegang erat dan dengan berbagai gerakan,  melompat memasukkan ke gawang basket.

Frans juga mengaku selain latihan rutin diberikan, juga dasar-dasar tentang basket serta mental ditempanya.

“Lalu saya berpikir tak bisa melatih sendiri. Saat dia masih di bangku kelas X SMAN 1 Merauke,  saya mengirimnya ke SMA Ragunan Jakarta (sekolah khusus olahraga),” ungkap Frans.

“Saya mengantar sendiri ke SMA Ragunan Jakarta dan masuk tanpa testing. Awalnya rugi kalau harus melepasnya ke Jakarta. Namun saya berpikir lebih baik diorbitkan untuk sekolah di sana, sekaligus mengembangkan talentanya,” imbuhnya.

Oleh karena semangat juang sangat tinggi, tanpa mengenal lelah sehingga selama di SMA Ragunan Jakarta, Lea sudah masuk kelompok basket yunior nasional. Dari situ prestasiya terus ‘meroket.’

Torehan prestasi yang diraih seperti pemain Indonesia terbaik pertama FIBA Asia. Lalu megikuti kejuaraan FIBA dunia di sejumlah negara. Dengan segudang prestasi itu, Lea kini dipercayakan sebagai kapten tim basket puteri Papua dalam PON XX.

“Ya, dengan sejumlah prestasi itu, Lea bisa membiayani sendiri kuliahnya di salah satu perguruan tinggi di Jawa, juga membantu orang tua membangun rumah di Kota Merauke, serta membeli sepeda motor,” katanya.

Sejauh ini, ternyata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke tak pernah memberikan perhatian secara khusus terhadap Lea yang telah megharumkan nama daerah di tingkat nasional sampai internasional.

“Ada keinginan besarnya menjadi polisi. Semoga setelah menyelesaikan kuliahnya, apa yang dicita-citakan itu tercapai,” ujarnya.

Papua-Pelatih sekaligus pembimbing Lea Kahol, Frans Liptiay
Pelatih sekaligus pembimbing kapten tim basket puteri Papua, Lea Kahol, Frans Liptiay – Jubi/Frans L Kobun

Disinggung target dari basket PON Papua, Frans mengaku sangat optimis tim yang ‘dikomandani’ Lea akan masuk final dan mendapatkan emas. Karena Lea bersama timnya akan mampu bekerjasama dalam lapangan selama pertandingan berlangsung.

“Saya juga memohon dukungan dari seluruh masyarakat Merauke agar Lea bersama rekan setim basket dapat bermain bagus dan mendapatkan medali emas sebagaimana yang diharapkan serta diinginkan,” katanya.

Baca juga: Lea Kahol dan asa emas basket putri Papua

Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Dominikus Ulukyanan, mengungkapkan banyak putra-putri Marind yang memiliki potensi sangat luar biasa dalam bidang olahraga.

Hanya saja, jelas Ulukyanan, mereka kurang mendapat perhatian baik dari pemerintah setempat.

“Saya kira ini menjadi suatu catatan ke depan bagi pemerintah,” pintanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply