Lapter perintis demi masyarakat Papua

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,

Jakarta, Jubi – Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Djuli Mambaya, mengatakan adanya lapangan terbang (Lapter) di beberapa wilayah Papua demi masyarakat, meskipun terbukti belum memenuhi standar yang diharuskan.

"Sebenarnya Lapter di Papua, belum memenuhi standar tetapi tetap digunakan, karena memang akses transportasi udara satu-satunya transportasi yang digunakan oleh masyarakat," kata Djuli Mambaya kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (2/10/2016).

Kondisi ini, ujar Djuli, telah dipahami pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), setelah mendapatkan penjelasan langsung dari pihaknya dan operator penerbangan yang selama ini melayani penerbangan di wilayah Papua.

"Sebelumnya mereka selalu pikir, dampak dari Lapter yang tidak memunuhi standar yang sebabkan kecelakaan pesawat, tapi setelah mendapat penjelasan dari kami KNKT bisa mengerti," ujarnya.

Djuli mengatakan telah menjelaskan poin-poin penting menyangkut 314 Lapter di Papua yang belum memenuhi standar, tetapi masih didarati oleh pesawat berbadan kecil. Kebanyakan Lapter di Papua dibangun secara swadaya dan hanya melibatkan masyarakat,

“Sebab jika pemerintah yang membangun seluruh lapangan terbang, pemerintah tidak mempunyai anggaran yang cukup,” katanya.

Dia menambahkan dari informasi yang di dapat, pihak KNKT siap menyampaikan langsung kepada Menteri Perhubungan.

Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty, mengatakan Lapter perintis yang ada di Papua dibangun oleh misionaris gereja bersama masyarakat setempat.

"Hampir 300 Lapter. Rata rata lapter yang dibangun itu panjangnya hanya 600 meter, dan posisinya tidak lurus," kata Elia. (*)

Related posts

Leave a Reply