Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – “Papeda, mujair bakar, bakso, dan pisang goreng”. Itulah jawaban yang dilontarkan Agustine Ariella Nere dalam podcast “Papua adalah Kita,” menjawab pertanyaan cepat dari netizen seputar kuliner asal Papua yang disukainya.
Jawaban yang cukup menggambarkan cita rasa kuliner khas Papua. Cerita lengkapnya, bisa Anda bisa simak melalui link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=jPFzw5dp1vg. Pengolahan ragam kuliner di berbagai daerah, biasanya dekat dengan masyarakatnya. Bahan-bahannya mudah ditemui untuk kemudian diolah.
Papeda misalnya, merupakan makanan pokok di Papua. Terbuat dari sagu, kemudian diperas, disaring, kemudian dimasak. Makanan ini memiliki tekstur kental, padat tapi rasanya tawar. Cara menyantapnya pun cukup unik. Gata-gata, alat sejenis garpu yang terbuat dari bambu, digunakan untuk menggulung papeda.
Dalam sejarahnya, makanan ini biasa disajikan saat acara penting yang berlangsung di beberapa wilayah di pulau Papua. Papeda masuk dalam daftar kuliner bersejarah. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan makanan itu sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2015.
Pohon sagu merupakan bahan baku makanan orang asli Indonesia. Setidaknya, itu terungkap dalam relief di Candi Borobudur; candi yang dibangun pada abad ke-8. Cerita rakyat tentang asal-usul pohon sagu, juga muncul dalam cerita Biwiripits dari Suku Asmat.
Olahan dari pohon sagu ini juga kaya manfaat. Di dalam kandungan sagu terdapat vitamin A, B1, dan vitamin C. Berdasar hal itu sagu bermanfaat sebagai sumber utama karbohidrat atau makanan pokok, mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi sakit pada ulu hati, dan perut kembung.
Makanan ini biasanya disantap dengan beberapa jenis ikan yang dibumbui kunyit. Ikan tongkol, gabus, kakap merah dan ikan bubara adalah beberapa jenis contohnya. Selain dengan ikan, papeda juga bisa dimakan dengan sayur yang terbuat dari daun melinjo dan bunga pepaya yang ditumis.
Makanan lain yang bisa diambil dari pohon sagu adalah ulat sagu. Masyarakat Papua bisa menyantapnya dengan dibuat sate. Untuk mendapatkan ulat, masyarakat di sana sengaja menebang pohon sagu dan membiarkannya membusuk. Ulat sagu juga bisa dihidangkan bersama papeda atau roti sagu.
Selain itu, lauk andalan di Papua adalah ikan. Lauk andalan ini berupa ikan bakar yang menjadi favorit di beberapa tempat. Di Manokwari misalnya, ikan bakar disajikan dengan bumbu ekstra pedas. Bumbunya berasal dari bumbu tabor, berupa sambal yang digiling kasar dan disajikan mentah.
Lainnya adalah ikan bungkus. Apa itu? Suatu jenis ikan yang berbeda dalam bentuk penyajiannya. Pertama, ikan dibakar dengan menggunakan api kecil agar bumbu meresap hingga ke daging dan kemudian dibungkus dengan daun talas. Ikan bungkus ini sangat nikmat sebagai santapan wisatawan.
Bergeser ke cemilan atau makanan ringan. Terdapat pisang goreng khas Indonesia Timur, termasuk Papua. Setelah pisang digoreng menggunakan tepung, lalu disajikan dengan sambal.
Inilah kekhasan dari pisang goreng di Papua. Sambalnya menggunakan olahan ikan roa beserta cabai. Atau cukup menggunakan cabai merah, cabai rawit, dan beberapa bumbu lainnya. Aktor Arya Saloka dan komika Arie Kriting pun turut meramaikan kuliner ini. Mereka memasarkan pisang goreng sambal di Jakarta. Selamat menikmati. (Advetorial/*)
Editor: Admin Jubi