Kudeta militer di Myanmar, komite nobel serukan pembebasan Suu Kyi

Papua,
Ist/jubi

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Komite Nobel Norwegia menyerukan pembebasan segera pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi yang ditahan selama kudeta militer pada Senin (1/2/2021) kemarin. Suu Kyi dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1991 sebagai pengakuan atas perjuangannya untuk demokrasi di Myanmar dan menjadi tokoh terkemuka dalam mengembangkan demokrasi.

Read More

“Komite Nobel Norwegia terkejut dengan kudeta militer di Myanmar dan penangkapan peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan para pemimpin politik lainnya,” tulis komite tersebut.

Baca juga : Ini alasan komisi Pemilu Myanmar batalkan pemungutan di Rakhine 

Belasan siswa SD di Rakhine Myanmar terluka akibat tembakan artileri

Myanmar hukum pembuat film kritik militer

Pernyataan itu menyebutkan militer mengesampingkan demokrasi dan menangkap perwakilan terkemuka dari pemerintah yang dipilih secara sah setelah 30 tahun setelah Suu Kyi dianugerahi Penghargaan Perdamaian.

“Komite Nobel Norwegia meminta pembebasan segera Aung San Suu Kyi dan politisi lain yang ditangkap, dan agar hasil pemilihan umum tahun lalu dihormati.” Kata pernyataan itu lebih lanjut.

Namun fakta lain menunjukan pada tahun 2018, Nobel Perdamaian yang diterima Suu Kyi disebut-sebut akan dicabut. Hal itu terkait sikapnya atas perlakuan terhadap etnis Rohingya.

Tim pencari fakta independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut tentara Myanmar melakukan pemerkosaan dan pembantaian terhadap etnis Rohingya.

Di tahun itu, dirinya tengah memimpin Myanmar dan menuai banyak kecaman karena tidak bersikap tegas atas tindakan para tentara. Namun Panitia Nobel Norwegia memastikan penghargaan yang pernah diberikan kepada Suu Kyi tidak akan dicabut.

Namun gelar Duta Hati Nurani yang diberikan oleh Amnesty Internasional pada tahun 2009 juga dicabut. Alasanya tak jauh berbeda; pembiaran pembantaian massal oleh militer.

Tercatat kudeta militer Myanmar mengakhiri satu dekade transisi dari pemerintahan militer ke demokratis. Suu Kyi bersama Presiden Myanmar Win Mynt dan tokoh senior lain dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditahan dalam penggerebekan pada Senin (1/2) dini hari oleh junta militer. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply