Pemanasan global dipertahankan pada batas yang disepakati masyarakat internasional
Papua No. 1 News Portal | Jubi
New York, Jubi – Kota Miami dinilai menjadi contoh terbaik menghindarkan banyak kematian akibat cuaca panas ekstrem dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Amerika Serikat. Ilmuwan menyebut keberhasilan itu akan dicapai Miami jika pemanasan global dipertahankan pada batas yang disepakati masyarakat internasional.
Hasil satu studi yang disiarkan menyebutkan Miami dapat memperoleh keuntungan jika Washington menggabungkan kebijakan dengan kesepakatan global guna memerangi perubahan iklim.
Berita terkait : Anak-anak muda dorong perangi perubahan iklim
Sekjen PBB puji advokasi perubahan iklim Pasifik
Warisan dunia di Polinesia Prancis terancam perubahan iklim
Kesepakatan Paris 2015 yang disahkan oleh hampir 200 negara, menetapkan sasaran mempertahankan kenaikan temperatur global pada tingkat “lebih rendah” dua derajat Celsius di atas era praindustri, dan “mencapai upayanya” untuk mencapai 1,5 derajat Celsius.
Namun laporan Thomson Reuters Foundation menyebutkan presiden AS Donald Trump berikrar akan mengeluarkan Amerika Serikat dari kesepakatan itu untuk mendukung penggunaan dan pengambilan bahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyebab pemanasan global.
Di Miami kasus kematian akibat penyakit yang berkaitan dengan udara panas luar biasa dapat dikurangi sampai lebih dari separuh jika kenaikan temperatur dipertahankan pada 1,5 derajat Celsius, dibandingkan dengan tingkat saat ini, yaitu tiga derajat Celsius.
Studi oleh para ilmuwan AS dan Inggris mengukur berapa banyak orang di 15 kota besar AS akan menyerah pada udara panas, kalau kenaikan temperatur rata-rata berada pada 1,5 derajat, dua derajat atau tiga derajat Celsius. Temperatur tinggi dapat menambah parah masalah kesehatan yang sudah ada, seperti sakit jantung, kata US Centers for Disease Control and Prevention.
Jika pemanasan global dibatasi 1,5 derajat Celsius, warga Philadelphia dan New York dapat menghindari, setelah Miami, jumlah kematian paling banyak akibat udara panas ekstrem di kalangan kota besar yang dipelajari.
New York dan Philadelphia, masing-masing, dapat mengurangi jumlah antara 2.700 dan 700 orang meninggal pada tahun paling hangat di kedua kota itu selama tiga dasawarsa jika kenaikan temperatur dipertahankan pada 1,5 derajat Celsius. Jumlah itu kurang separuh dari kematian yang diperkirakan terjadi jika temperatur naik tiga derajat Celsius. (*)
Editor : Edi Faisol