Korsel uji sistem kode respons cepat untuk melacak kasus Covid-19

PCR Covid Papua
Foto ilustrasi, alat PCR untuk uji swab korona virus yang digunakan di Klinik Kuala Kencana milik PT Freeport Indonesia – Jubi/ Dok. PTFI

Keputusan menguji kode QR untuk mendaftarkan identitas pengunjung dilakukan setelah pihak berwenang menemukan informasi palsu maupun tidak lengkap mengenai catatan pengunjung.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Seoul, Jubi Korea Selatan sedang menguji sistem kode respons cepat atau QR baru, pada pekan ini untuk mencatat pengunjung di fasilitas hiburan, restoran dan gereja. Langkah itu sebagai upaya melacak kasus virus corona dan mencegah penyebaran Covid-19 lebih lanjut.

Keputusan menguji kode QR untuk mendaftarkan identitas pengunjung dilakukan setelah pihak berwenang menemukan informasi palsu maupun tidak lengkap mengenai catatan pengunjung.

Baca juga : Era korona baru, robot barista di Korsel ini siap “ambil alih” kerja barista  

Melawan corona, Trump minta Korsel bantu pasok perlengkapan medis

Intelijen Korsel sebut tak ada tanda Kim Jong Un operasi jantung

Sebelumnya pihak berwenang mengunjungi sejumlah klub malam dan bar di pusat wabah Covid-19 untuk melacak orang-orang yang telah mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Mulai 10 Juni, pengunjung klub malam, bar, klub karaoke, diskotek, pusat kebugaran, dan ruang konser akan diminta untuk menggunakan salah satu dari sejumlah aplikasi yang tersedia secara komersial untuk melakukan personalisasi kode QR yang dapat dipindai di pintu masuk.

Pemerintah daerah juga dapat menunjuk fasilitas yang berisiko tinggi lainnya seperti perpustakaan, rumah sakit, restoran atau gereja.

Informasi orang tersebut akan dicatat dalam basis data yang disimpan oleh Layanan Informasi Jaminan Sosial selama empat minggu, sebelum dihapus secara otomatis, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan.

Menjelang peluncuran sistem baru, kementerian sedang menguji sistem di 17 fasilitas, termasuk tempat hiburan, gereja, perpustakaan, restoran dan rumah sakit.

Beberapa pemerintah daerah telah menerapkan persyaratan QR yang serupa setelah wabah klub malam, yang menyebabkan setidaknya 270 orang positif Covid-19 dan menimbulkan kekhawatiran gelombang kedua infeksi.

Seongdong-gu, sebuah distrik di ibu kota Seoul, membuat sistem kode QR di 172 fasilitas, menurut pemerintah setempat.

“Saya pikir pelanggan merasa lebih aman karena informasi pribadi dikelola di bawah kendali sistem pemerintah, bukan oleh kami sendiri,” kata Cheon Min-woo, yang mengelola sebuah kafe internet di Seongdong-gu.

Shin No-ah, seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang sedang mengunjungi warung internet, mengatakan sistemnya nyaman dan layak untuk pertukaran privasi. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply