Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Korea Selatan menggelar tes corona dengan memobilisasi militer dan lebih banyak petugas untuk menahan gelombang ketiga Covid-19. Tercatat dalam sepekan terakhir Korea Selatan terus-menerus melaporkan kasus baru tiga digit setiap hari.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan situs pengujian harus beroperasi lebih lama untuk memungkinkan orang yang bekerja bisa dites.
“Dan lebih banyak fasilitas pengujian drive-through harus disiapkan,” kata juru bicara kepresidenan Gedung Biru Chung Man-ho, dikutip dari Reuters, Senin (7/12/2020).
Baca juga : Ini penyebab perempuan Korea Selatan minati profesi urus jenazah
Delapan bulan berlalu, Covid-19 capai tiga negara di Pasifik
Pria di Korsel ini nekat mencuri telur saat pandemi Covid-19
Militer Korea Selatan juga akan memberlakukan aturan jarak sosial yang ketat hingga akhir tahun, melarang pasukan untuk berlibur, dan membatalkan perjalanan dinas, kata kementerian pertahanan pada Senin, Yonhap melaporkan. Tercatat pemberlakuan panduan jarak sosial Level 2.5 akhir bulan lalu setelah serangkaian infeksi klaster Covid-19 di barak di seluruh negeri. Area Metropolitan Seoul memberlakukan aturan jarak Level 2 pada saat itu.
Skema Level 2.5 militer, level tertinggi kedua di antara sistem peringatan antivirus lima tingkat, awalnya dijadwalkan untuk tetap berlaku selama dua minggu. “Tetapi militer memutuskan untuk memperpanjangnya hingga 28 Desember,” kata para pejabat.
Pemerintah pusat Korea Selatan juga akan memberlakukan aturan jarak sosial yang lebih tinggi untuk ibu kota Seoul dan daerah sekitarnya. Keputusan itu diambil setelah pemerintah menerapkan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Sabtu ketika gelombang ketiga Covid-19 melanda.
“Kami berada dalam situasi yang sangat berbahaya,” kata pejabat kementerian kesehatan Park Neung-hoo, mengatakan klaster lokal berpotensi menjadi wabah nasional.
Tingkat positif untuk tes terbaru adalah sekitar 4,2 persen, dibandingkan dengan rata-rata tahun ini sebesar 1,2 persen, menurut KDCA, dikutip dari Channel News Asia.
Korea Selatan menghindari lockdown tetapi menggunakan sistem pelacakan, pengujian, dan karantina yang intensif untuk mengendalikan dua gelombang infeksi sebelumnya.
Dengan gelombang ketiga ini, pemerintah menghadapi kritik yang semakin meningkat karena kasus-kasus terus meningkat meskipun ada tindakan lebih ketat yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti wajib masker, jam malam untuk restoran dan bisnis lain, dan pembatasan transportasi umum. (*)
Editor : Edi Faisol