Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Koordinator Komunitas Rasta Kribo atau KORK, Tedy Pekey mengatakan pandemi COVID-19 yang meluas di Papua membuat KORK tidak bisa menyelenggarakan Papua Reggae Festival ke VII pada 2020 lalu. Hingga kini, KORK juga belum mengagendakan Papua Reggae Festival ke VII yang seharusnya digelar pada 2021.
“Kami sempat gelar [festival reggae] secara daring pada tahun 2020. Tetapi jumlah peserta terbatas, karena tidak dapat digelar di tempat umum seperti tahun tahun sebelumnya,” kata Pekey saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Rabu (17/3/2021).
Pekey mengatakan pada 6 Februari 2021 lalu KORK sempat menggelar konser mini di kafe Sunshine, Waena, Kota Jayapura. Konser mini itu digelar bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun legenda musik reggae, Bob Marley.
“Kami KORK berkolaborasi dengan Sunshine Cafe, Papuans Photo, Papuans Video Maker, Komunitas Akustik Papua. Kami bernyanyi, setelah itu bubar. Saat itu, kami tetap terapkan protokol kesehatan,” kata Pekey.
Baca juga: Conkarah bawa pesan damai ke Papua melalui musik Reggae
Pekey memperkirakan KORK belum bisa menggelar Papua Reggae Festival (PRF) VIII pada tahun 2021, karena pandemi COVID-19 yang masih mewabah di Papua. “Kami belum membahas agenda PRF. Tidak menutup kemungkinan bahwa [akan ada] konser reggae mini, diselenggarakan oleh masing-masing grup,” katanya.
Pekey berharap para musisi reggae tetap eksis untuk maju dan berkarya pada masa pandemi COVID-19. “Saya harap kawan-kawan terus berkarya, sesuai kemampuan masing-masing grup band untuk menghidupi diri, keluarga, dan grup masing-masing,” ujarnya.
Pandemi COVID-19 yang meluas di Papua memang membuat seni pertunjukan, termasuk konser musik, tak bisa dilakukan. Akan tetapi, para musisi di Papua tetap berusaha beradaptasi dengan situasi pandemi itu.
Salah rapper Papua, Pace Mas EB mengatakan pihaknya juga terus mengumpulkan para musisi dan penyanyi di Nabire. “Penyanyi yang terhimpun dalam Pace Black Family itu diharapkan dapat berkolaborasi dengan penyanyi yang ada di Nabire. Itu untuk menjaga slodaritas bersama,” ujarnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G