Papua No. 1 News Portal | Jubi
Washington, Jubi – Amerika Serikat kini telah melaporkan lebih dari 122 ribu kasus virus Covid-10 lebih dari dua ribu orang meninggal. Kasus itu terbanyak di antara negara mana pun di dunia. Sejak virus pertama kali muncul di Amerika Serikat pada akhir Januari, Trump telah bimbang antara mengecilkan risiko infeksi dan mendesak rakyat Amerika untuk mengambil langkah-langkah untuk memperlambat penyebarannya.
Trump mengatakan pada Sabtu sore bahwa ia mungkin memberlakukan larangan perjalanan masuk dan keluar dari New York dan sebagian New Jersey dan Connecticut, pusat wabah AS, untuk melindungi negara-negara bagian lain yang belum menanggung beban. Dia hanya memberikan sedikit perincian.
Namun membatalkan rencana sebelumnya bahwa ia mungkin akan mencoba untuk menutup wilayah itu sepenuhnya. “Karantina tidak diperlukan,” katanya di Twitter.
Baca juga : Tekan corona, mulai malam nanti New York berlakukan Lockdown
Kewalahan, RS di New York berlakukan satu ventilator untuk dua pasien
Antisipasi corona, ini kebijakan Wali Kota New York
Pengumuman Trump disampaikan ketika jumlah kematian AS akibat virus corona melewati 2.100, lebih dari dua kali kali lipat jumlah dua hari lalu.
Para kritikus segera menyebut gagasan itu tidak bisa dijalankan, dengan mengatakan itu akan menyebabkan kekacauan di wilayah yang berfungsi sebagai mesin ekonomi Amerika Serikat bagian timur itu, yang menyumbang 10 persen dari populasi dan 12 persen dari PDB.
“Jika Anda mulai membentengi daerah-daerah di seluruh negeri, itu akan benar-benar aneh, kontra-produktif, anti-Amerika,” kata Gubernur New York Andrew Cuomo di CNN.
Beberapa jam kemudian, Trump membatalkan gagasan itu, dengan mengatakan ia malah akan meminta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS untuk mengeluarkan “Larangan Perjalanan yang Kuat” yang akan dikelola oleh gubernur tiga negara bagian.
CDC kemudian memperingatkan penduduk negara bagian itu untuk tidak melakukan perjalanan domestik yang tidak penting selama 14 hari. Dikatakan peringatan itu tidak berlaku untuk karyawan “industri infrastruktur kritis” termasuk truk, kesehatan masyarakat dan jasa keuangan.
Itu adalah perubahan kebijakan terbaru dari Trump, yang enggan meminta perusahaan-perusahaan AS untuk memproduksi pasokan medis yang sangat dibutuhkan, terlepas dari permintaan gubernur dan pekerja rumah sakit.
Tes untuk melacak kemajuan penyakit juga masih sedikit, meskipun Gedung Putih berulang berjanji bahwa tes itu akan tersedia secara luas.
Pada Sabtu, Trump tampaknya melunakkan komentar sebelumnya yang menyerukan agar ekonomi AS dibuka kembali pada pertengahan April. “Kita akan lihat apa yang terjadi,” katanya.
Meskipun Trump tampaknya memilih untuk tidak memaksakan pos pemeriksaan di jalan raya dan bandara yang mengarah ke New York, beberapa negara bagian telah memberlakukan pembatasan mereka sendiri.
Warga New York yang tiba di Florida dan Rhode Island akan menghadapi perintah untuk mengisolasi diri jika mereka berniat untuk tinggal, dan gubernur Pennsylvania dan Virginia Barat telah meminta para warga New York yang berkunjung untuk secara sukarela melakukan karantina mandiri.
Gubernur New Hampshire Chris Sununu pada Sabtu meminta semua pengunjung ke negara bagiannya yang tidak datang karena alasan kerja untuk melakukan karantina sendiri secara sukarela.(*)
Editor : Edi Faisol