Papua No. 1 News Portal | Jubi
Apia, Jubi – Wabah campak di Samoa telah mencabut nyawa 32 orang pada Rabu (26/11/2019), kenaikan drastis dalam satu hari. Hampir semua pasien yang meninggal dunia, kecuali empat orang, adalah anak-anak di bawah usia empat tahun.
Sejak Selasa kemarin, 243 pasien baru telah dilaporkan, dengan 176 orang saat ini di rawat di rumah sakit. Pemerintah Samoa berkata sejauh ini sudah 24.000 orang yang diimunisasi sebagai bagian dari kampanye imunisasi massal wajib yang diluncurkan saat pemerintah mengumumkan keadaan darurat akibat wabah campak di negara itu. Upaya imunisasi massal terus berlangsung di Samoa, dimana vaksinasi campak sekarang diwajibkan secara hukum.
Kemarin (25/11/2019), penyelidikan dimulai setelah 6.000 vaksin terpaksa dihancurkan karena satu klinik swasta yang tidak resmi ditemukan tidak memenuhi standar penyimpanan vaksin.
Direktur Jenderal Menteri Kesehatan Samoa, Leausa Dr. Take Naseri, mengatakan penyelidikan itu telah dibuka. “Kita harus menghentikan klinik itu karena alasan keamanan dan kita harus menghancurkan sekitar 6.000 dosis vaksin karena tidak disimpan di dalam lemari es khusus untuk menjaga suhu tetap stabil.”
Perawat-perawat yang memberikan imunisasi itu juga tidak terdaftar, menurut Leausa.
“Ada banyak komplikasi dari penggunaan vaksin yang rusak, dampak jangka panjangnya, mungkin akan menyebabkan implikasi jangka panjang pada masyarakat.”
Sementara itu di Fiji, badan berwenang telah memperingatkan masyarakat bahwa polisi akan dikerahkan ke daerah-daerah yang dikarantinakan jika mereka yang terjangkit campak tidak mematuhi arahan Kementerian Kesehatan. Menteri Kesehatan Fiji, Ifereimi Waqaniabete, telah mengutip UU Kesehatan Masyarakat sebagai peraturan yang bisa digunakan untuk memungkinkan pengerahan anggota kepolisian. Hingga saat ini ada 10 kasus campak di negara ini. (RNZI)
Editor: Kristianto Galuwo