Konsulat RI : Waspadai penculikan di perairan Sabah

Ilustrasi, pixabay.com
Ilustrasi, pixabay.com

Menekankan agar tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan di perairan sepanjang kasus penculikan masih marak.

Papua No. 1 News Portal | Jubi,

Read More

Tawau, Jubi – Konsulat Republik Indonesia di Tawau mengimbau warga negara Indonesia yang  bekerja sebagai nelayan waspada terhadap maraknya kasus penculikan oleh kelompok tak dikenal di perairan Sabah Malaysia. Hal itu dibuktikan dengan surat edaran yang diterbitan Nomor: 637/Keamanan/VI/2019 tertanggal 21 Juni 2019 tentang semakin maraknya penculikan itu.

“Untuk mengantisipasi dan mengingatkan WNI,” kata  Konsul RI Tawau, Sulistijo Djati Ismoyo.

Ia mengaku telah mengunjungi perkampungan di Wilayah Kunak pada 20 Juni 2019 dan 21 Juni 2019 di Konsulat RI Tawau.

Baca juga : Alot, negosiasi demi konservasi laut

Wairon, Festival Kanoe, dan pembuktian jejak leluhur suku Byak

Perompak culik 12 awak kapal Swiss di perairan Nigeria

Dalam surat edaran tersebut disebutkan, pada 18 JUni 2019 kembali terjadi penculikan terhadap 10 nelayan sehingga dianggap perairan pantai timur sangat tidak aman dari tindak kejahatan di negeri jiran itu.

Sedangkan kunjungannya di Wilayah Kunak, Sulistijo mengundang majikan dan pengusaha setempat, dan menekankan agar tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan di perairan sepanjang kasus penculikan masih marak.

“Tidak apa-apa melaut tapi harus benar-benar mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan dari aparat negara itu,” ujar Sulistijo menambahkan.

Menurut dia, jika majikan atau pengusaha yang mempekerjakan WNI tetap ingin melakukan aktivitas penangkapan ikan, maka diwajibkan mengikutsertakan aparat keamanan bersenjata lengkap dalam kapalnya. “Demi menjaga dan mengawal WNI selama beraktivitas di laut,” katanya.

Surat edaran ini telah disebarkan kepada majikan atau pengusaha di wilayah kerja KRI Tawau sebagai bentuk sosialisasi dan langkah antisipasi dini.

Meski 10 nelayan korban penculikan pada 18 Juni 2019 itu, bukan WNI. Namun sosialisasi tetap dilakukan agar lebih waspada saat menangkap ikan pada perairan pantai timur dan sekitarnya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply