KONI Papua dukung grand design Kemenpora

papua-KONI-grand-design
Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya – Jubi/CR-4

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – KONI Provinsi Papua mendukung rencana yang didengungkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk membuat grand design pembinaan prestasi olahraga di Indonesia dengan melibatkan KONI Pusat dan KONI daerah.

Rencana tersebut disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Zainuddin Amali, dalam rapat kerja nasional yang digelar secara virtual bersama seluruh perwakilan KONI daerah, 25-27 Agustus 2020.

Read More

Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya, mengatakan pihaknya sangat mendukung rencana tersebut, namun perlu mendapatkan dukungan pula dari legislatif untuk merevisi UU SKN.

“Kita mengapresiasi respons Pak Menteri dan pengurus KONI pusat, yang mana sudah terbangun chemistry-nya dan komunikasi kita harapkan terus terjaga. Dalam rencana revisi UU SKN itu perlu juga didukung oleh protokoler supaya pembangunan prestasi olahraga Indonesia bisa lebih maju dari negara lain,” ujar Kenius kepada wartawan olahraga di Jayapura, Rabu (26/8/20) kemarin.

Baca juga: Terkait 37 cabor, PON KONI Papua ogah ubah sikap

Kenius berharap rencana pengembangan grand design pembinaan prestasi olahraga di Indonesia ini bisa terealisasi di tahun depan, agar pembinaan prestasi atlet di daerah bisa berjalan dengan baik.

“Harapannya tahun depan itu bisa berjalan dan dapat dukungan dari legislatif dalam pengajuan draft revisi UU SKN,” jelasnya.

Sebelumnya, Menpora Amali menjelaskan rencana pengembangan grand design pembinaan prestasi olahraga di Indonesia, menyusul program prioritas Kemenpora tahun 2020-2023, yang dalam bidang olahraga menitikberatkan pada pemasalahan dan pemasyarakatan olahraga, serta pembinaan usia dini dan peningkatan prestasi atlet yang terencana dan berkesinambungan.

“Ternyata kita masih setengah dari negara-negara lain. Prestasi tidak akan maksimal bila dasar lemah dari kebugaran dan gizi yang tidak sesuai dengan standar. Guna menuju prestasi pada Olimpiade dan Paralimpiade 2032, mau tidak mau harus ada pembinaan sejak usia dini secara terstruktur, sistematis, dan masif,” ungkap Menpora.

“Kenyataannya, ada negara-negara lain yang 10-20 tahun lalu dibelakang kita, saat ini bisa menyamai bahkan ada yang di depan. Itu karena mereka menerapkan Sport Science. Dengan hal itu pula terukur target yang masuk akal pada Olimpiade Tokyo 2020/2021, Paris 2024, Los Angeles 2028, dan Indonesia 2032.” (CR-4)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply