Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI Papua akan menggelar tes fisik bagi ratusan atlet Papua yang tengah disiapkan mengikuti Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua. Hasil tes fisik itu akan menjadi bahan evaluasi untuk mematangkan persiapan atlet.
Rencana itu disampaikan Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya di Kota Jayapura, Papua, Rabu (18/11/2020). Menurutnya, tes fisik bagi para atlet PON XX Papua itu dilakukan untuk mengetahui ketahanan fisik para atlet, dan mengukur VO2 Max atau kemampuan maksimal atlet mengonsumsi oksigen saat tubuhnya sedang beraktivitas berat.
Menurut Kogoya, tes fisik itu diprioritaskan bagi para atlet dari cabang olahraga permainan dan bela diri. Pasalnya, keberhasilan atlet cabang olahraga permainan dan bela diri sangat ditentukan kebugaran dan daya tahan tubuh atlet.
Baca juga: Pansus PON dan Peparnas DPR Papua gelar rapat kerja
“Tes fisik [itu] hanya dilakukan bagi atlet [cabang olahraga permainan dan bela diri]. [Untuk atlet dari cabang olahraga] akurasi, bisa, tapi tidak semua cabang olahraga. Jadi kami akan pilah lagi, karena tes fisik itu penting untuk mengukur VO2 Max atlet selama menjalani latihan,” ujar Kogoya.
Menurut Kogoya, KONI Papua sudah memiliki data dari perkembangan seluruh atlet yang menjalani pemusatan latihan menuju PON XX Papua. Data itu nantinya akan disandingkan dengan hasil tes fisik, untuk mengetahui kondisi fisik atlet.
Baca juga: Gaungkan PON XX, PB PON jalin kerjasama dengan Bank Papua
“Kita bisa melihat anak-anak berlatih seperti apa, kita ukur fisik performa mereka. Bisa saja dilakukan tes fisik untuk lihat kemampuan mereka. Hasilnya akan dievaluasi [bersama] pelatih, untuk memacu atlet agar bisa mempersiapkan lebih baik lagi,” jelasnya.
Koordinator tes fisik dari Bidang Bina Prestasi KONI Papua, Benny Maniani mengungkapkan tes fisik tersebut akan digelar pada 26 November 2020. Tes itu akan diikuti 560 atlet.
“Hasil [tes] itu menjadi dasar buat para atlet. Seharusnya saat ini para atlet sudah masuk [fase] performa puncak [untuk berlaga dalam] PON tahun ini. Akan tetapi, [karena penyelanggaraan PON] ditunda, [tingkat] performa mereka harus dilihat lagi. Kami anggap atlet kembali [ke] fase pertama, seperti apa. Dari perkembangan hasil latihan [seperti apa], untuk mempengaruhi fisik mereka,” tandasnya.(CR4)
Editor: Aryo Wisanggeni G