Papua No. 1 News Portal | Jubi
New York, Jubi – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, banyak konflik di dunia menjadi pangkal naiknya kelaparan.
Pemimpin PBB tersebut mengatakan di dalam pesan video mengenai Laporan Global mengenai Krisis Pangan, yang didukung PBB, yang disiarkan pada Kamis (22/3/2018) di Roma. Dia menyebutkan bahwa laporan tahun ini "menyoroti peningkatan mengkhawatirkan jumlah orang yang tidak cukup makan. Pada pangkal kenaikan kelaparan ini adalah banyak konflik di dunia".
Ia menyatakan, "Ini telah menjadi makin sering dan lebih berkepanjangan." Angka kelaparan akut, yang dipicu oleh bencana iklim serta konflik, melonjak pada 2017, sehingga sebanyak 124 juta orang di seluruh 51 negara menghadapi kelaparan, 11 juta lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata laporan tersebut.
"Bermacam laporan seperti ini memberi kita data penting dan analisis untuk lebih memahami tantangan. Sekarang terserah kita untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan orang yang menghadapi momok kelaparan setiap hari dan menanggulangi pangkal masalah ini," kata Sekretaris Jenderal PBB itu, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang ( 23/3/2018).
"Di beberapa negara, perang telah mendorong seluruh masyarakat ke jurang kelaparan. Pada saat yang sama, kemarau dan bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim mengakibatkan peningkatan krisis pangan parah," katanya.
Laporan Global mengenai Krisis Pangan –yang diajukan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Program Pangan Dunia PBB (WFP) dan Uni Eropa dalam satu penjelasan, mendapati bahwa kondisi darurat pangan makin bertambah kuat akibat bermacam konflik, guncangan iklim ekstrim dan harga makanan pokok yang tinggi. Acapkali semua hal itu terjadi dalam waktu bersamaan.
Laporan itu menyatakan, konflik terus menjadi pengendali utama kondisi rawan pangan akut di 18 negara, 15 di Afrika atau Timur Tengah, yang merupakan 60 persen dari seluruh jumlah global.(*)