Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Atase Pendidikan Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang untuk Indonesia, Takahashi Yusuke, menyatakan pihaknya siap memfasilitasi putra-putri orang asli Papua (OAP) untuk menuntut pendidikan di Negeri Matahari Terbit.
Takahashi Yusuke merinci saat ini terdapat enam mahasiswa asal Papua yang sedang berkuliah di Fukuoka Jepang.
“Mahasiswa asal Papua yang melakukan studi di Fukuoka Jepang ada enam orang. Kedutaan Besar Jepang akan membantu program kerjasama ini,” kata Takahashi Yusuke didampingi Bagian Kesehatan dan Kesejahteraan Ekonomi Kedubes Jepang untuk Indonesia, Daisuke Inoue, saat menerima kunjungan tim kerjasama pendidikan BPSDM Papua di Jakarta, Kamis (24/3/2021).
Yusuke mengatakan dukungan Pemerintah Jepang untuk mensukseskan program Pemprov Papua itu dengan mempermudah pengurusan administrasi imigrasi dan administrasi kerjasama kedua belah pihak, serta membantu program pendidikan bahasa dan budaya Jepang.
“Atas nama Pemerintah Jepang, kami menyambut baik dan apresiasi Pemerintah Provinsi Papua memberikan beasiswa kepada putra-putri orang asli Papua untuk melakukan studi vokasi di Fukuoka Jepang. Kami siap membantu Pemerintah Provinsi Papua. Kami akan memenuhi jumlah dan kualitas guru bahasa Jepang untuk membantu program ini,” katanya.
Menurut Takahashi Yusuke, Pemprov Papua sangat tepat memilih Fukuoka sebagai kota studi vokasi putra-putri OAP. Sebab Fukuoka merupakan salah satu kota di Jepang yang sektor pertaniannya sangat maju dan perguruan tingginya termasuk salah satu yang terbaik di dunia.
Jumlah mahasiswa Indonesia yang melakukan studi di Jepang termasuk cukup banyak. “Jumlahnya terbesar ke 7 dari mahasiswa di dunia yang melakukan studi di Jepang. Untuk itu, kami harapkan lebih banyak lagi mahasiswa asal Indonesia termasuk Papua untuk studi di Jepang,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Asisten Direktur The Japan Foundation, Hiruta Mari, menyatakan kesiapannya membantu Pemprov Papua mensukseskan program pendidikan vokasi tersebut.
“The Japan Foundatian membantu menyiapkan bahan materi pembelajaran bahasa Jepang bagi peserta beasiswa vokasi pertanian Fukuoka Jepang. Termasuk juga pelatihan bahasa Jepang kepada para pengajar yang akan mendidik peserta beasiswa,” jelasnya.
Hiruta menyebut Japan Foundation fokus pada pendidikan bahasa, pertukaran budaya Jepang-Indonesia, dan intelektual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh The Japan Foundation antara lain lomba bahasa bagi pelajar, peningkatan kapasitas tenaga guru, sertifikasi kemampuan bahasa Jepang.
“Fokus dari Japan Foundation pada peningkatan kapasitas tenaga pengajar bahasa dan bukan, menyiapkan berbagai materi berupa buku-buku pelajaran bahasa Jepang, dan menyiapkan pembelajaran bahasa jepang secara digital”.
Baca juga: BPSDM Papua kunjungi Bappenas dan Kedubes Jepang bahas beasiswa vokasi
Sementara itu, Sekretaris tim kerjasama Pendidikan BPSDM Papua, Karsudi, mengatakan kunjungan ke Kedubes Jepang untuk mempersiapkan kerjasama antara Pemprov Papua dan Pemerintah Fukuoka Jepang dalam pengembangan SDM OAP melalui program beasiswa pendidikan vokasi D3 Bidang Pertanian.
“Kedatangan kami di Kedubes Jepang untuk menindaklanjuti program kerjasama SDM melalui beasiswa vokasi bidang pertanian di Fukuoka Jepang. Sedangkan pertemuan di Japan Foundation dimaksudkan untuk mendapatkan informasi terkait dengan program pendidikan bahasa dan budaya Jepang,” katanya.
Karsudi menambahkan Papua memiliki sumber kekayaan alam yang luar biasa namun belum dikelola secara optimal disebabkan rendahnya dukungan sumber daya manusia yang berkualitas.
Untuk itu Pemprov Papua lewat BPSDM memfasilitasi putra-putri OAP melalui program beasiswa guna mempersiapkan tenaga ahli bidang pertanian. Sebanyak 60 OAP nantinya dikirim ke Fukuoka Jepang untuk mengikuti pendidikan di sana.
Kunjungan kerja tim BPSDM ke Kedubes Jepang dan The Japan Foundation dipimpin Ketua Tim Elius Enembe, Sekretaris Karsudi, serta sejumlah anggota masing-masing Dr. Jhon Boekorsjom, Jefry Rumayomi, Yohana Maria Pulalo, Magdalena Omberep, Ir. Iriawan Surya, Mayko Edison Koibur, dan Dance Nawipa. (*)
Editor: Dewi Wulandari