Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta, Jubi – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengundang Paus Francis di Vatikan untuk mengunjungi Pyongyang dan mengamati upaya perdamaian di semenanjung Korea. Kepastian undagan itu disampaikan oleh kantor kepresidenan Korea Selatan.
Tercatat Korea Utara dan Vatikan tidak memiliki hubungan diplomatik yang formal. Namun juru bicara Gedung Biru, Kim Eui-kyeom, mengatakan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, akan menyampaikan undangan Kim ketika dia bertemu Francis selama perjalanan ke Eropa pada pekan depan.
"Presiden Moon akan mengunjungi Vatikan pada 17 dan 18 Oktober mendatang untuk menegaskan kembali dukungannya bagi perdamaian dan stabilitasi semenanjung Korea," kata Kim Eui-kyeom.
Moon Jae akan menyampaikan pesan Ketua Kim bahwa dia akan sangat menyambutnya jika dia mengunjungi Pyongyang. Kim mengatakan kepada Moon terkait keinginannya untuk bertemu Paus selama pertemuan KTT kedua negara itu. Sedangkan Paus mengatakan dirinya ingin mengunjungi Jepang pada tahun depan.
Konstitusi Korea Utara menjamin kebebasan beragam selama tidak melemahkan negara, tetapi dari banyak tempat ibadah yang dikendalikan negara, tidak ada kegiatan keagamaan terbuka yang diizinkan.
Presiden Moon dijadwalkan mengadakan tur Eropa pada 13 hingga 21 Oktober mendatang, terutama untuk menghadiri Pertemuan Asia-Eropa di Belgia. Moon akan mengunjungi Perancis, Italia, dan Denmark. Sebelumnya, kedua Korea sudah mengadakan tiga pertemuan puncak dalam tahun ini.
Upaya pertemuan dengan Paus Francis itu adalah pertama kalinya pemimpin Korea Utara memberikan undangan ke Paus sejak 2000. Sebelumnya, Kim Jong Il yang sempat melayangkan undangan itu, namun tidak pernah terwujud. Rencana kunjungan Paus Francis merupakan inisiatif diplomatik terbaru Korea pada tahun ini.
Kim mengadakan pertemuan puncak dengan presiden AS, Donald Trump di Singapura pada Juni lalu dan berjanji untuk bekerja sama menuju denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Sebelumnya, para pemimpin secara teratur memberikan ancaman dan penghinaan ketika Korea Utara mengembangkan sebuah rudal nuklir yang mampu menghantam AS. (*)