Kim Jong Un kerahkan militer untuk pulihkan bencana banjir

Papua, Kim Jong Un
Kim Jong Un - (Antara/Reuters/KCNA).

Papua No.1 News Portal | Jubi

Seoul, Jubi  – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un telah mengerahkan militer untuk memulihkan sejumlah wilayah yang terdampak banjir. Media pemerintah pada Minggu, (8/8/2021) melaporkan, kebijakan Kim Jong un itu dilakukan saat kekhawatiran timbulnya krisis ekonomi dan kelangkaan pangan.

Read More

Kantor berita resmi KCNA menyebut Komisi Militer Pusat dari Partai Buruh yang berkuasa menggelar rapat di provinsi timur, Hamgyong Selatan, untuk membahas kerusakan dan pemulihan dampak bencana. Meski Kim tidak menghadiri rapat itu, namun pejabat partai menyampaikan pesan sang pemimpin bahwa militer harus melakukan upaya pemulihan dan menyalurkan pasokan yang diperlukan, menurut laporan KCNA.

“Juga ditekankan bahwa dia menyerukan kebangkitan dan mendorong pejabat (partai)… untuk melancarkan upaya pemulihan dengan terampil dan pantang menyerah,” tulis KCNA.

Baca juga : Korut klaim berhasil tangkal Covid-19, ini penjelasan Kim Jong-un

Sejumlah pejabat Korut dipecat terkait insiden terkait Covid-19 

Korea Utara ancam putus diplomasi dengan Malaysia

KCNA tidak menjelaskan besarnya kerusakan. Namun, laporan itu menyebutkan komisi militer menjajaki langkah-langkah darurat untuk membangun kembali daerah-daerah terdampak bencana, memulihkan kehidupan masyarakat, mencegah virus corona, dan meminimalkan kerusakan lahan pertanian.

Pada Juni, Kim mengatakan negaranya menghadapi krisis pangan. Dia juga menyinggung pandemi virus corona dan hantaman topan tahun lalu. Belum lama ini, bank sentral Korea Selatan mengatakan ekonomi Korut pada 2020 mengalami kontraksi terbesar dalam 23 tahun.

Korut belum melaporkan apa pun terkait kasus COVID-19, namun penutupan perbatasan, penghentian perdagangan, dan penerapan langkah-langkah pencegahan ketat memberi tanda bahwa pandemi menjadi isu keselamatan nasional mereka.

Sejumlah anggota parlemen Korsel mengatakan pekan lalu bahwa Korut memerlukan sekitar satu juta ton beras ketika cadangan darurat dan militer semakin menipis. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply