Key tidak peduli akan kedekatan Fiji dengan Rusia

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,

Auckland, Jubi – Perdana Menteri Selandia Baru, John Key mengaku tidak peduli dengan kedekatan Fiji dan Rusia. Ia mengatakan hal itu mengingat beberapa pekan sebelum kedatangan Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama ke Selandia Baru, beberapa politikus Fiji menandatangani kesepakatan dengan Rusia untuk memperkuat kerjasama teknologi, militer dan pertahanan.

Menurut Key, hal itu biasa saja dan cukup masuk akal karena Fiji terlibat dalam berbagai misi perdamaian dunia dan memiliki kekuatan militer yang aktif. “Mereka (Fiji) memiliki pasukan yang cukup besar. Saya Tanya kepada dia (Bainimarama), berapa banyak pasukan mereka di Irak, yang ternyata jumlahnya lebih besar dari kita. Mereka juga mengirimkan banyak tentara untuk misi perdamaian. Jadi, cukup beralasan jika Fiji terlibat diskusi dengan negara-negara lain, termasuk Rusia,” ujar Key.

Sejak tahun 2006, berbarengan dengan mundurnya Fiji dari Forum Kepulauan Pasifik (PIF), Fiji memperkuat hubungan dengan negara-negara seperti Tiongkok dan Rusia sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang mereka sebut “Look North Policy” atau “Menghadap ke Utara”.

Saat itu, kebijakan Fiji ini dikritisi Key. Bainimarama balik mengkritik Key karena dituding tidak memahami visinya untuk Fiji.

Ketimbang mengurusi urusan Fiji dengan Rusia, Key lebih tertarik membujuk Bainimarama agar Fiji kembali mengikuti negosiasi perdagangan Pasifik yang disebut PACER Plus. Namun, upaya Key ini tidak berhasil karena Fiji bersikukuh tidak akan kembali ke PACER Plus sepanjang kesepakatan itu tidak mengutamakan industri kecil, negara yang dilindungi dalam kesepakatan dagang, dan mobilitas tenaga kerja.

Kepada Bainimarama, Key mengatakan bahwa ia akan bertindak sebaik mungkin untuk mengakomodasi permintaan Fiji. Ia juga setuju dengan usul Fiji agar PACER Plus menekankan pemerataan pembangunan di Pasifik.

“Kami tentu ingin agar Fiji kembali ke PACER Plus, tapi jika mereka tidak bisa, kami tidak mungkin berhenti. Ini ‘kan sama saja seperti sebuah kesepakatan perdagangan, traktat, agar berhasil ‘kan semua pihak harus sepakat dan merasa mendapat keadilan,” tutur Key. (*)

Related posts

Leave a Reply