Ketua KONI: Penolakan 10 cabor tambahan PON itu hak Gubernur Papua

Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman (kiri) didampingi Sekretaris Dinas Olahraga dan Pemuda Idris Salama meninjau sejumlah venue PON XX Papua 2020 di Kota Jayapura. - Jubi/Alex
Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman (kiri) didampingi Sekretaris Dinas Olahraga dan Pemuda Idris Salama meninjau sejumlah venue PON XX Papua 2020 di Kota Jayapura. – Jubi/Alex

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI Pusat, Marciano Norman menyatakan penolakan rencana menambah cabang olahraga Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2020 merupakan hak Gubernur Papua selaku tuan rumah PON. KONI siap menjalankan apapun keputusan pemerintah terkait usulan penambahan cabang olahraga PON itu.

Read More

Hal itu dinyatakan Marciano Norman di Jayapura, Rabu (12/2/2020), menanggapi pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe yang menolak rencana penambahan 10 cabang olahraga untuk dipertandingkan dalam PON XX Papua 2020. “Saya rasa itukan haknya Pak Gubernur yang disampaikan kepada Presiden Joko Widodo,” kata Marciano.

Sebelumnya, Gubernur Papua, Lukas Enembe telah menyatakan penolakannya atas rencana penambahan jumlah cabang olahraga PON XX Papua 2020 dari 37 cabang olahraga menjadi 47 cabang olahraga. Rencana itu ditolak karena 10 cabang olahraga tambahan itu akan dipertandingkan dan diperlombakan di luar Provinsi Papua.

Pada 11 Oktober 2019, Marciano Norman selaku Ketua Umum KONI telah menandatangani Surat Keputusan Nomor 100/20219 yang menyatakan PON XX Papua 2020 akan mempertandingkan dan memperlombakan 37 cabang olahraga. Sejumlah 37 cabang olahraga itu akan dipertandingkan dan diperlombakan di Papua. Kala itu, Gubernur Papua Lukas Enemba turut hadir dan menyaksikan penandatanganan SK oleh Marciano itu.

Akan tetapi, pada Januari 2020 muncul usulan agar jumlah cabang olahraga PON XX Papua ditambah 10 cabang olahraga lagi. Sejumlah 10 cabang olahraga tambahan itu adalah balap sepeda, bridge, dansa, gateball, golf, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja, dan woodball.

Karena Papua tidak memiliki arena 10 cabang olahraga tambahan itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengusulkan 10 cabang olahraga tambahan itu dipertandingkan dan diperlombakan di luar Papua. Gubernur Lukas Enembe menolak usulan Muhadjir itu.

Marciano menyatakan KONI akan menunggu perkembangan pembahasan usulan penambahan 10 cabang olahraga PON itu. “Kami prinsipnya menunggu perkembangannya seperti apa. Saya rasa Kemenpora dan KONI, apapun yang diputuskan pemerintah, kami akan kerjakan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Ketua Harian Panitia Besar PON XX Papua 2020, Yunus Wonda mengatakan pihaknya menolak dengan tegas rencana pemerintah pusat untuk mempertandingkan dan memperlombakan 10 cabang olahraga tambahan PON di luar Papua.”Cara (model) ini harus dihentikan, karena apa yang sudah dipersiapkan Papua adalah kesanggupan tuan rumah,” tegas Wonda.

Wonda menyatakan jika pemerintah ingin menyelenggarakan PON di dua provinsi atau lebih, silahkan hal itu diterapkan dalam penyelenggaraan PON berikutnya. “[Kini] biarkan konsentrasi seluruh provinsi [di Indonesia terfokus kepada] Papua. Seharusnya provinsi lain bangga, karena salah satu provinsi di ufuk timur, dengan segala keterbatasan, memiliki niat besar gelar PON,” kata Wonda.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply