Portal Berita Tanah Papua No. 1 | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Mari Mirin dan Didimus Yahuli akhirnya dilantik masing-masing sebagai Ketua dan Wakil Ketua II DPRD Yahukimo pada Kamis (15/12/2016), setelah setahun lebih Dewan Legislatif daerah itu berjalan tanpa unsur pimpinannya.
Sementara wakil ketua I Maus Asso dari Fraksi PAN telah dilantik lebih dulu pertengahan tahun ini.
Rapat Paripurna Istimewa dalam rangka peresmian dan pengucapan janji Ketua dan Wakil Ketua II DPRD Yahukimo yang berlangsung di Sahid Hotel, Entrop, itu dicederai oleh sebuah aksi protes dari salah satu tamu dalam kegiatan tersebut yang memicu keributan seluruh peserta dan mengehentikan proses sidang untuk beberapa saat.
Tarik ulur pelantikan ketua dewan dari Fraksi Golongan Karya itu disebabkan adanya dua nama yang sama-sama mengaku telah mengantongi SK untuk dilantik menjadi ketua DPRD Yahukimo. Mereka adalah Nebon Pahabol dan Mari Mirin.
Pemimpin sidang saat itu, Wakil Ketua I Maus Asso, kemudian melanjutkan persidangan dengan lancar hingga pengambilan sumpah yang dilakukan oleh Mari Mirin, yang akhirnya diakui sebagai kader Golkar yang resmi memperoleh SK dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Setya Novanto.
Usai dilantik oleh Ketua Pengadilan Negeri Wamena, Ketua DPRD terpilih, Mari Mirin, mengajak seluruh anggota dewan untuk bersatu dan bersama-sama bekerja untuk pembangunan daerah serta masyarakat Yahukimo.
"Tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah. Yang ada adalah proses, ini semua proses untuk memajukan daerah. Semua untuk kepentingan daerah (Yahukimo)," kata Mari Mirin.
Korban konspirasi
Pada penghujung sidang, Nebon Pahabol mengatakan hubungannya dengan seluruh kader parpol begitu pula unsur pimpinannya terbilang baik. Atas kejadian yang telah dialamianya, ia mengaku dirinya bersama Mira Mirin adalah korban konspirasi.
"Sebenarnya saya tidak ada masalah dengan bapak Mari Mirin, saya juga tidak ada masalah dengan Pak Bupati (Ones Pahabol). Selama satu tahun setengah Ini saya jalani seorang diri. Saya merasa bahwa saya dan Pak Mari Mirin itu korban konspirasi," ujar Nebon. Ia pun menyatakan menerima dengan lapang dada hasil putusan yang telah disidangkan tersebut dan menyampaikan selamat dan berkomitmen untuk bekerjasama demi masyarakat Yahukimo.
Loyalitas, dedikasi, dan prestasi
Usai persidangan, Mari Mirin menjelaskan keributan yang menyita waktu sidang itu karena adanya perbedaan pandangan terkait mekanisme dalam parpolnya dalam mengeluarkan Surat keputusan (SK) bagi kader partai untuk mengisi posisi pimpinan tertentu.
"Menurut undang-undang nomor 8 tahun 214, keputusan yang dulu satu tingkat sekarang menjadi dua tingkat. Jadi semua keputusan SK itu datang dari ketua DPP. Jadi, DPD dan DPW itu cuma mengusulkan saja atau pun tidak itu tidak masalah. Final apabila itu turun dari DPP," kata Mari Mirin, dari Fraksi Golongan Karya itu.
Ia mengklaim tiga hal alasan SK DPP Golkar diberikan kepadanya. "Kenapa keputusan DPP itu jatuh ke saya? Ada tiga hal. Loyalitas, dedikasi, dan prestasi. Karena saya kader yang militan di Golkar, saya mantan Sekretaris Golkar empat periode, dan semua hal itu dipertimbangkan oleh DPP dan Provinsi," umbarnya.
"Karena itu, pada kesempatan ini, saya menghormati keputusan partai dan berterima kasih kepada bapak Setya Novanto sebagai ketua umum, dan Pak Robert Kardinal sebagai ketua DPD Provinsi Papua, Bung Yoris dan juga Sekretaris Provinsi."
Sementara itu, Bupati Yahukimo Abock Busup, menyatakan selamat kepada unsur pimpinan dewan yang sudah lengkap dan berharap agar program pembangunan daerah berjalan lancar pada tahun anggaran baru.
"Proses memang lama…tapi sekarang sudah lengkap. Semoga di daerah bisa lancar dengan kelengkapan unsur pimpinan yang baru saja diambil sumpahnya. Pesan saya, kita bekerja bersama-sama untuk bangun daerah demi kesejahteraan masyarakat Yahukimo," kata Bupati Abock Busup. (*)