Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
DALAM pertemuan pelanggan potensial yang digelar PLN Wilayah Papua dan Papua Barat di salah satu hotel di Jayapura, Senin, 9 Juli 2018 terungkap beberapa permasalahan yang dikemukakan pelanggan.
Perwakilan dari Pengadilan Tinggi Jayapura mengaku sangat terganggu dengan permasalahan daya yang naik-turun ketika adanya perbaikan di gardu dan trafo terdekat.
"Voltase kami sering turun, sering lapor ke 123, dan tiap bulan kami selalu lapor dan kami ingin tahu kendalanya dimana," ujarnya.
Perwakilan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari mengaku hal yang sama. Pihak rumah sakit, katanya, meminta agar PLN tidak mematikan listrik dan meminta menghidupkan captive power karena anggaran pembelian solar sama dengan pembayaran kebutuhan rumah sakit.
“Pemadaman yang sering terjadi membuat tagihan seimbang dengan pengeluaran BBM untuk genset, padahal kami melayani masyarakat umum," ujarnya.
Direktur Jaya TV, Ivana, dalam pertemuan tersebut mengeluhkan pemadaman yang membuat alat-alat yang digunakan mengalami kerusakan jika sering terjadi pemadaman.
"Kalau mati ya mati saja, jangan ketika mati setelah diganti ke genset langsung hidup, kami tahu pasti akan ada pemadaman tetapi harus lebih baik lagi," ujarnya.
Juan Tambolanan dari Asosiasi Kelistrikan yang bermitra dengan PLN mengaku kecewa karena tak ada keterlibatan dari asosiasi kelistrikan.
"Padahal ada keterlibatan kami para asosiasi kelistrikan di situ," katanya.
Sementara ABRI Firman dari Pelindo IV Jayapura mengatakan pihaknya ingin mendapatkan kepastian keadaan daya supply listrik untuk beberapa alat yang akan difungsikan oleh Pelindo IV ke depan yang sebelumnya dilakukan oleh beberapa genset yang dimiliki Pelindo IV.
“Adakah kepastian daya supply listrik bagi kami ketika terjadi pemadaman listrik secara keseluruhan dan apa yang diberikan PLN ketika masuk menjadi pelanggan premiumnya, bronze, platinum, dan gold," ujarnya.
Manager Area Jayapura John S. Yarangga mengatakan bahwa area Jayapura surplus 27 MW hingga 2018.
"Kita tetap pastikan mereka dilayani, 2019 nanti akan masuk 50 MW dari PLTMG di Pasir 3 dan nantinya kan ada di sistem hingga 250 MW, " katanya.
Meski begitu, ia tidak menampik adanya permasalahan terkait dengan adanya gangguan-gangguan dari sisi pembangkit di mana listrik keluar trafo di Gardu Induk Skyland tak didapat sehingga pembangkit captive power tiap pelanggan besar setiap saat digunakan.
"Padahal ongkos captive power (genset-Red) lebih mahal daripada beli dari PLN," ujarnya.
Ia menjelaskan ada sejumlah upaya yang dilakukan PLN, namun jika belum selesai untuk perbaikan di GI Skyland maka tidak bisa berbuat apa-apa.
"Trafo tersebut direncanakan selesai17 Agustus 2018, kami harap bisa selesai sebelum itu, tetapi kalau pembangkit kami nggak bisa apa-apa, sehingga nanti setelah tenggat waktu itu akan lancar," ujarnya.
Ia pun akan memastikan bahwa temu pelanggan akan digelar di setiap rayon untuk mendapatkan masukan dan kritikan terhadap kinerja PLN selama ini.
"Kami ingin dengar langsung terhadap kinerja kami dan kami akan sempatkan waktu untuk pertemuan di rayon," ujarnya
Temu pelanggan bertujuan mendekatkan manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan pelanggan potensial untuk mendukung kemudahan dalam berbisnis dan berinvestasi, khususnya di PLN Wilayah Papua dan Papua Barat.
“Acara PLN ini sebagai wujud kepedulian kami kepada pelanggan sekaligus menjawab asumsi yang ada di masyarakat, PLN perlu menyapa tak hanya produk akan tetapi semua permasalahannya, hak dan kewajibannya pelanggan dan sebaliknya akan dibeberkan sehingga kedekatan dengan pelanggan dapat terjalin," ujar Yosephine L Kwano, Manager Niaga PLN WP2B.
Ia menjelaskan kondisi terkini kelistrikan sistem Jayapura di Papua dan Papua Barat hingga awal Juli adalah sistem kelistrikan telah surplus 190 MW dengan beban puncak 77 MW.
Saat acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan MoU dengan lima pelanggan potensial yang ada di Area Jayapura, seperti Bank Mandiri, Stadion PON, Kantor DPR Papua, PT Victory, dan Cafe Blue Angel.
"Kami masih membuka kesempatan para investor BUMN dan BUMD seluruh kantor untuk berinvestasi," ujarnya. (*)