Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Belanda terus menghadapi demonstrasi anti-pengetatan pembatasan untuk menghindari penularan Covid-19. Aksi protes selama empat hari terakhir yang berlangsung rusuh tak kunjung reda, bahkan sebuah sekolah di Rosendaal, Selasa (23/11/2021) terbakar imbas ulah para demonstran pemrotes kebijakan pengetatan pembatasan Covid-19.
Baca juga : Pembatasan sosial di Belanda menimbulkan bentrokan tiga hari berturut
Masyarakat Polinesia Prancis protes tentang wajib vaksinasi Covid-19
Enam orang di Afghanistan tewas saat protes bantuan Covid-19
Tercatat 15 orang ditangkap di Rosendaal kala pemrotes menyalakan kembang api besar-besaran hingga menyebabkan sebuah sekolah terbakar. Para pengunjuk rasa juga menembakkan kembang api dan menyebabkan kerusakan parah di kota Enschede, Groningen, Leeuwarden, dan Tilburg.
Total sebanyak 145 orang ditangkap akibat kerusuhan dalam demonstrasi anti-lockdown di berbagai daerah sejak akhir pekan lalu.
Demonstrasi berujung ricuh mulai terjadi pada Jumat (19/11/2021) di Rotterdam. Sekitar 51 orang ditangkap dan tujuh orang terluka di hari itu. Keesokan harinya, pada Sabtu (20/11/2021), lima polisi terluka akibat bentrokan yang terjadi di Den Haag. Para pengunjuk rasa melemparkan batu, membakar sepeda, dan menembakkan kembang api. Sedangkan sebanyak 19 orang ditangkap di hari itu. Tak hanya itu, beberapa pemuda juga marah dengan larangan perayaan Malam Tahun Baru yang diterapkan pemerintah Belanda.
Belanda sendiri menerapkan kembali beberapa tindakan lockdown kepada warganya sejak minggu lalu. Berdasarkan aturan itu, bar, restoran, dan toko-toko non-esensial lainnya diwajibkan tutup pukul 19.00 setidaknya selama tiga pekan mulai Sabtu (13/11/2021).
Pemerintah juga mengimbau warga untuk bekerja dari rumah sebisa mungkin. Selain itu, acara olahraga juga tak boleh dihadiri penonton dalam beberapa pekan mendatang. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol