Papua No. 1 News Portal | Jubi
Apia, Jubi – Seorang anggota parlemen (MP) Samoa mengecam keputusan pemerintah yang menolak masuknya delapan warga negaranya, karena kekhawatiran akan virus corona.
MP dari Salega, Olo Fiti Vaai, mengatakan kepada koran Samoa Observer bahwa keputusan pejabat imigrasi di Bandara Internasional Faleolo untuk menolak para penumpang di Samoa itu tidak dapat diterima.
Kedelapan orang itu kembali ke Samoa setelah bepergian ke India untuk menerima perawatan medis.
“Sejauh ini, ini merupakan keputusan paling bodoh yang pernah diambil oleh pemerintah ini,” tegasnya. “Laki-laki dan perempuan ini adalah warga negara Samoa. Bagaimana mereka bisa mengalihkan tanggung jawab mereka ke negara lain?”
“Saya ingin berterima kasih kepada Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama, karena tidak mengabaikan mereka, dan memilih untuk melakukan hal yang manusiawi dan menerima mereka ketika mereka ditolak dari pelabuhan kita.”
Pemerintah bisa menolak menerima orang asing, tetapi bukan warga negara Samoa, menurut MP itu, yang mengklaim bahwa keputusan itu merupakan indikasi bahwa Kementerian Kesehatan (MOH) tidak memiliki kapasitas untuk menangani ancaman virus corona.
“Dan bagi saya mereka (Kemenkes) negara ini telah gagal dua kali berturut-turut. Pertama kali adalah dengan minimnya tindak tegas yang diambil ketika persentase imunisasi kita rendah, yang akhirnya menyebabkan kematian lebih dari 80 orang dari campak dan lebih dari 5.000 yang juga terkena dampaknya, dan sekarang mereka gagal lagi dengan virus pembunuh baru ini.”
Olo, yang sebelumnya telah meminta Direktur Jenderal Kemenkes Samoa, Leausa Dr Take Naseri, untuk mengundurkan diri setelah wabah campak, mengulangi desakannya lagi pada Rabu (19/2/2020), agar pejabat tingkat tinggi kementerian terkait segera mundur.
“Direktur Jenderal, Leausa Dr Take Naseri dan Kementerian Kesehatan belum siap. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk melawan virus ini dan Perdana Menteri harus meminta Leausa untuk mundur dan menggantinya dengan seseorang yang bisa melakukan pekerjaan itu,” tegasnya.
Upaya oleh Samoa Observer untuk meminta komentar Leausa gagal.
Kunjungan kabinet samoa baru-baru ini ke Savai’i untuk menginspeksi proyek-proyek besar yang didanai pemerintah juga dikecam oleh Olo, yang berpendapat bahwa pemerintah salah menetapkan prioritasnya. Menurutnya, masih lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengamankan perbatasan Samoa terhadap ancaman virus corona, sementara partai Human Rights Protection Party (HRPP) yang memerintah malah mulai berkampanye untuk pemilu 2021. (Samoa Observer)
Editor: Kristianto Galuwo