Kepak reggae di Bumi Cenderawasih (3)

Papua No. 1 News Portal | Jubi

BERBAGAI alat musik berjajar di lantai studio yang dindingnya berhias Bintang Daud. Jubi disambut para personel Boljaah yang terdiri dari Billy Banggo (gitaris), Hein Titaley (keyboardist), Herly Jouwe (bassit), Januar Riswandi (drummer), dan seorang lagi perempuan bernama Vien Mangku (vokalis). Meski baru terbentuk 2016 lalu, mereka terdiri dari beberapa pentolan band-band lawas di Papua.

"Saya dulunya di band Tropico Rasta. Billy juga pernah gabung dengan Tropico Rasta," kata Hein Titaley (34), pria asli Ambon ini, di Kotaraja Dalam, Kota Jayapura, Rabu (3/10/2018).

Awalnya, kata dia, Boljaah terbentuk dari kongko-kongko saja. Nama band pun diambil dari akronim Bola Jalan, berangkat dari candaan mereka. Nama tersebut kemudian dipoles sedikit menjadi Boljaah. "Ya, seperti filosofi bola saja, terus berputar dan menggelinding."

Personel Boljaah awalnya terdiri dari tujuh. Selain Hein dan Billy yang masih dari formasi awal, ada Fide Rusliatmoko (keyobardist), Evan May (bassist), Rex Auparay (drummer), serta dua vokalis perempuan Agnes Kapisa dan Gaby Ohee.

"Formasi itu pun sempat berubah-ubah dan ada nama-nama baru. Setelah Fide hengkang, Evan juga digantikan Mindo Siahaan. Kemudian Rex digantikan Christensen Bonay. Agnez dan Gaby juga keluar."

Formasi saat ini, kata dia, dipertemukan di gereja. Biasanya mereka kerap mengisi kegiatan gereja. Karena kecintaan akan musik, akhirnya mereka sepakat menggelindingkan lagi Boljaah di panggung musik di Tanah Papua.

"Yang pertama kami ingin membangun komitmen dulu, agar nanti bisa solid. Selanjutnya, mulai serius membuat single dan album."

Grup band ini memang tak terpaku dengan reggae. Menurut sang gitaris, Billy, beberapa unsur musik lain terkadang mereka racik dengan reggae ketika mengaransemen lagu. Bahkan lagu berjudul Saman Doye dari band legendaris asal Papua, Black Brothers, pernah diaransemen kembali dengan versi Boljaah.

"Ya, karena ketika mengisi acara, lagu-lagu yang kami bawakan itu top forty, maka terkadang kami juga mengaransemen lagu reggae dengan rock, jazz, dan blues," kata pria asli Nabire, yang rumahnya menjadi studio musik Boljaah ini.

Single mereka yang hampir rampung diciptakan oleh Vien. Lagu ini bertema percintaan diberi judul Sio Tra-Papa.

"Kami coba dengan lagu-lagu sesuai pasar dulu. Liriknya pun memakai bahasa lokal. Berikutnya, kami akan coba dengan lagu-lagu yang lebih berisi pesan-pesannya," kata Billy.

Apabila single tersebut selesai digarap, kata dia, Boljaah akan serius memanfaatkan kanal Youtube. “Itu sudah kami pikirkan.”

Belum lama ini, vokalis Boljaah, Vien, pernah viral di media sosial, ketika videonya yang meng-cover lagu Siti Badriah berjudul Lagi Syantik, ditonton puluhan ribu akun. Lagu ini, sempat dibawakan Boljaah dengan nuansa reggae pada acara penggalangan dana di Pantai Hamadi, 21 September 2018 lalu, untuk penyelenggaran Papua Reggae Festival, Oktober 2018 nanti.

Seperti para musisi lainnya di Papua, Boljaah ikut berpendapat terkait perhatian pemerintah yang minim terhadap mereka. Bahkan untuk menggelar kegiatan, mereka harus susah payah mencari dana.

“Sama seperti panitia festival sampaikan ketika di Pantai Hamadi itu, kami hanya butuh wadah untuk berkarya.”

Boljaah pun rencananya dalam waktu dekat ini akan menggelar kegiatan amal di Taman Imbi, untuk penggalangan dana kepada para korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, di Sulawesi Tengah. Bagi mereka, musik tak melulu soal panggung hiburan.

"Karena kami musisi, jadi cara kami menyatakan kepedulian juga lewat musik dengan aksi-aksi amal seperti ini," katanya. (Habis)

Related posts

Leave a Reply