Jakarta, Jubi/Antara – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menganggap promosi pariwisata melalui berbagai cara termasuk salah satunya melalui penerbitan buku cerita berlatar belakang destinasi suatu wilayah di Indonesia sangat efektif untuk menarik kunjungan wisatawan. Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana, di Jakarta, Minggu (30/8/2015), mengatakan buku menjadi sarana yang efektif untuk promosi pariwisata. “Apalagi di beberapa negara target market kita yang minat baca masyarakat sudah sangat baik maka buku menjadi alat promosi yang sangat efektif,” katanya. Oleh karena itu, pihaknya berupaya bekerja sama dengan para penulis dan penerbit buku di luar negeri untuk menulis tentang keindahan alam Indonesia agar menjadi latar belakang dalam buku mereka. Pitana mencontohkan belum lama ini pihaknya memberikan dukungan terhadap seorang wartawan asal Tiongkok, Dou Yunyun, yang menulis buku perjalanannya selama lima tahun tinggal dan bekerja di Indonesia sebagai kontributor China Channel TV. Buku yang diberi judul Discover Indonesia in Indonesia itu menurut Pitana sangat potensial menjadi media promosi yang sangat efektif karena ditulis justru oleh wartawan asing dengan penilaian yang dijamin obyektif. Dan buku tersebut diluncurkan dalam ajang Shanghai Book Fair 2015 serta dihadiri ribuan pengunjung dari kota itu dan sekitarnya. “Kabar baiknya buku itu diborong pengunjung sehingga kami berharap akan ada lebih banyak masyarakat Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia,” katanya. Kemenpar menetapkan target mampu mendatangkan 2 juta wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia sampai akhir tahun ini. Oleh karena itu berbagai upaya pun dilakukan untuk menjaring wisman Tiongkok termasuk melalui sales mission, direct selling, fam trip (wisata pengenalan) bagi jurnalis, pemasangan iklan di media luar negeri, hingga promosi melalui buku. Pihaknya siap memfasilitasi penerbitan buku bagi para penulis dan penerbit yang menuliskan destinasi wisata di Indonesia sebagai latar belakang cerita. (*)