Kematian bayi macan tutul di kebun binatang Kasang Kulim disesalkan

Ilustrasi, pixabay.com
Ilustrasi, pixabay.com

Bayi macan yang mati tersebut sebelumnya diselamatkan Ditreskrimsus Polda Riau dari tangan sindikat perdagangan satwa dilindungi, di Pekanbaru pada 14 Desember 2019

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Pekanbaru, Jubi – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyesalkan matinya bayi leopard atau macan tutul yang dititipkan Polda Riau di Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar. Riau diakui kekurangan tempat penitipan satwa maupun klinik hewan yang punya standar layak.

“Kami punya mitra lembaga konservasi yang sah di Provinsi Riau ini hanya satu, dengan fasilitas yang seadanya. Tak punya rescue center dan klinik hewan yang istimewa di sini,” kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Selasa, (4/2/2020)

Baca juga : Macan tutul asal gunung Lawu dipamerkan

BKSDA dan Taman Safari Bogor Selamatkan Macan Tutul Jawa

KSDA dan Taman Safari Bogor Selamatkan Macan Tutul Jawa

Suharyono mengatakan akan melakukan evaluasi dalam penitipan satwa. Hingga kini masih ada empat anak singa dan puluhan kura-kura Indian Star yang masih dititipkan Polda Riau di Kebun Binatang Kasing Kulim. Sedangkan pengawasan terhadap lembaga konservasi memang menjadi tugas dari BBKSDA Riau. Karena itu, Suharyono mengatakan akan membantu apabila diperlukan pemindahan ke luar dari Kasang Kulim.

“Apabila ada lembaga konservasi yang representatif di luar Riau, kami siap bantu koordinasikan bila ada pemindahan,” kata Suharyono menambahkan.

Bayi macan tutul yang mati tersebut sebelumnya diselamatkan Ditreskrimsus Polda Riau dari tangan sindikat perdagangan satwa dilindungi, di Pekanbaru pada 14 Desember 2019. Selain,  anak macan tutul, polisi juga menyelamatkan empat ekor bayi singa Afrika berusia 4 hingga 6 bulan dan 58 kura-kura Indian Star. Polisi juga sudah menangkap dua orang pelaku yang diduga terlibat perdagangan satwa tersebut.

Seluruh satwa endemik Afrika tersebut kemudian dititipkan di Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar. Bayi Leopard ditempatkan di kandang terpisah dan diberi minum susu menggunakan botol.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Andri Sudarmadi mengatakan mendapat informasi matinya leopard tersebut pada Minggu (1/2/2020).

“Kami sudah memintai keterangan dua saksi terdiri dari seorang dokter hewan dan pengelola kebun binatang Kasang Kulim,” kata Andri..

Andri mengatakan kemungkinan akan melakukan pemanggilan beberapa orang lainnya untuk dimintai keterangan. Ia memastikan hilangnya barang bukti akibat kematian bayi macan tutul tersebut tidak mengganggu proses penyidikan.

“Itu tak halangi proses penyidikan dan pengadilan. Di balik itu semua, kita semua prihatin. Kita berharap ini tidak terjadi, tidak terulang,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply