Papua No. 1 News Portal I Jubi
Temanggung,Jubi -Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengungkapkan fluktuasi suhu antara siang dan malam pada musim kemarau di wilayah tersebut mengakibatkan ikan stres bahkan juga kematian ikan.
Kepala Bidang Perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Temanggung, Muhammad Hadi di Temanggung, Minggu (20/08/2017) mengatakan ada laporan dari beberapa pembudidaya ikan memasuki musim kemarau ini bahwa beberapa ikan di kolam mati.
"Ikan -ikan tersebut mati bukan karena penyakit tetapi karena perbedaan suhu yang cukup drastis antara siang dan malam hari. Perbedaan suhu lebih dari lima derajat celsius akan berpengaruh terhadap daya tahan ikan," katanya.
Ia menyebutkan suhu udara di Temanggung akhir-akhir ini pada malam hari bisa di bawah 20 derajat celcius, sedangkan pada siang hari, berada di atas 26 derajat celcius Menurut dia , tingkat kematian akibat fluktuasi suhu tidak begitu banyak, masih di bawah angka 10 persen.
"Tingkat kematian ini kecil masih di bawah 10 persen dan hal ini masih bisa ditangani oleh para pelaku budidaya ikan," katanya.
Ia mengatakan untuk daerah-daerah yang airnya mengalir, perlu mengalirkan air, agar menjaga suhu minimal tetap stabil sebagaimana biasanya
Selain itu, katanya untuk mengantisipasi hal tersebut harus mengurangi padat tebar ikan dan memberikan pakan yang kualitas proteinnya tinggi.
Bagi usaha pembenihan ikan, katanya fluktuasi suhu tersebut berpengaruh terhadap daya tetas telur.
"Waktunya bertambah, biasanya ikan bisa menetas dalam satu hari, sekarang sampai dua hari karena suhu yang dingin," katanya.(*)