Keluarga pasien keluhkan pelayanan KPS RSUD Dok II Jayapura

Papua No. 1 News Portal I Jubi

Jayapura, Jubi – Pihak RSUD Dok II Jayapura ricuh dengan keluarga pasien meninggal berinisial AM. Kericuhan itu terjadi antara petugas kamar mayat dengan keluarga korban, terkait sistem pelayanan Kartu Papua Sehat (KPS), Minggu (27/8/2017).

Menurut keluarga pasien, Paskalis Itlay, kericuhan bermula saat keluarga pasien tidak terima dengan pelayanan KPS yang persyaratannya dianggap berbelit-belit.

"Petugas kamar mayat tidak konsisten, awalnya sudah berjanji mengirimkan jasad keluarga kami dari Jayapura ke Wamena hari ini, dengan penerbangan Trigana Air Service flight ke 3. Namun janji tersebut tidak terealisasi dengan alasan bendahara KPS RSUD tidak berada di tempat. Kami dari pagi hingga siang ini, masih tunggu-tunggu kepastian penerbangan," keluhnya.

Hal yang sama diungkapkan Kristianus, salah seorang keluarga pasien. Dia mengaku sistem pelayanan KPS saat ini harus dibenahi. Menurutnya, jika bendahara KPS tidak berada di tempat, seharusnya ada petugas lain yang melayani kebutuhan pasien, terutama penerbangan jenazah, pengurusan karantina, dan lain-lain.

"Ini kan kasihan kami mau berangkat ke Wamena, tapi harus menunggu dan bahkan batal berangkat hanya karena bendahara KPS-nya tidak ada. Ini sangat disesalkan. Bendahara model seperti ini harus diganti, ini rumah sakit besar, bukan rumah sakit kecil," katanya.

Terpisah, Yusuf, salah satu mahasiswa Uncen, mengomentari terkait pelayanan program KPS. Menurutnya KPS sangat membantu orang Papua khususnya mereka yang tidak mampu. Namun dalam pengelolaanya perlu diatur dengan baik, terutama sistem pelayanannya.

"Bendahara harus ke bandara untuk bayar cash biaya pengiriman jenazah. Padahal bisa lewat ATM atau transaksi lainnya sehingga jenazah atau keluarga tidak perlu menunggu lama di bandara, hingga tunda-tunda flight. Juga perlu penambahan staf untuk mengelola KPS," harap Yusuf. (*)

Related posts

Leave a Reply