Papua No. 1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – PBB menangguhkan sementara program bantuan pemulihan di daerah-daerah di Papua Nuginim yang terkena dampak gempa bumi Februari lalu, akibat meningkatnya kekerasan dan perselisihan di sekitar mereka yang mengancam keamanan stafnya.
Lebih dari 150 orang meninggal dunia saat gempa bumi berkekuatan 7,5 SR itu, melanda wilayah pegunungan PNG 26 Februari lalu. 270.000 orang lainnya masih menggantungkan hidup mereka pada bantuan darurat, 125.000 di antaranya anak-anak menurut PBB.
Dr Luo Dapeng, berbicara atas nama PBB di Papua Nugini, menyatakan PBB telah memindahkan untuk sementara 12 pekerja non-esensial PBB dari Tari ke lokasi lainnya, karena situasi keamanan saat ini di daerah tersebut tidak memungkinkan.
“Relokasi ini terpaksa menunda untuk sementara upaya kami untuk menyediakan bantuan darurat untuk masyarakat.”
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, yang sejauh ini telah menyalurkan bantuan dana sebesar NZ$ 3,5 juta, serta pesawat dan pekerja bantuan darurat, mengatakan meningkatnya kekerasan di antara warga telah menambah tekanan dalam upaya bantuan.
Minggu ini Orlena Scoville, Kepala Tim Tanggap Darurat Gempa dari Australia Care di sana, telah mengunjungi Desa Huya, Walagau, Mougulu dan Dodomona, dan mengatakan pengiriman bantuan macet.
Menurut PBB, hampir 20.000 orang tinggal di pusat perawatan, banyak dari mereka hanya berbaring diatas lembaran terpal, sementara 143.127 lainnya dinyatakan terancam kelaparan, karena tanah longsor telah memusnahkan kebun dan tanaman pangan lokal mereka, terutama sagu. (The Guardian)