Kebijakan pembatasan mobilitas di sejumlah negara menuai protes

Papua, protes
Ilustrasi, pixabay.com

 

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Jakarta, Jubi – Kebijakan pembatasan mobilitas di sejumlah negara menuai protes, di antaranya terjadi di Prancis. Aksi itu juga terjadi di Italia dan Yunani dan Australia, pada Sabtu (25/7/2021).

AFP melaporkan massa menggelar protes karena tidak terima dengan sanksi pemerintah terhadap mereka yang tidak divaksinasi. Massa juga mengkritisi  pembatasan mobilitas di saat pandemi yang ditujukan agar masyarakat lebih banyak divaksinasi.

di Prancis polisi mengerahkan gas air mata dan meriam air terhadap beberapa pengunjuk rasa. Diperkirakan 160 ribu orang turun ke jalan dalam protes nasional terhadap izin kesehatan Presiden Emmanuel Macron yang secara drastis akan membatasi akses ke restoran dan ruang publik bagi orang-orang yang tidak divaksinasi.

“Freedom, freedom,” teriak para demonstran di Prancis, sembari membawa poster bertuliskan ‘Macron, Tyrant’.

Sedangkan sekitar 5 ribu orang berdemonstrasi di Athena, Yunani dengan membawa poster dengan slogan-slogan seperti, ‘Jangan sentuh anak-anak kami’ menurut seorang jurnalis AFP, dikutip Minggu (25/4/2021).

Baca juga : Tertangkap langgar peraturan Covid-19, PM Tonga diprotes 

Ribuan mahasiswa Cina sandera rektor, khawatir gelar mereka diturunkan

Jenderal polisi Kamboja ini dihukum penjara karena melanggar aturan pandemi

Di Italia, para pengunjuk rasa berkumpul di Roma untuk berdemonstrasi menentang aturan “Green Pass” untuk sekadar makan malam dan hiburan dalam ruangan. Perdana Menteri negara bagian New South Wales Gladys Berejiklian mengaku ‘muak’ oleh para pengunjuk rasa yang ‘tindakan egoisnya’ telah membahayakan keselamatan banyak masyarakat.

Sejauh ini kepolisian telah mengeluarkan hampir 100 sanksi dan menangkap 57 orang, sementara di Melbourne tercatat enam orang telah ditangkap.

Di Australia, puluhan pengunjuk rasa ditangkap setelah aksi protes mereka di Sydney. Kepolisian setempat mengecap mereka yang ambil bagian dalam aksi tersebut sebagai ‘orang bodoh’.

Peserta aksi menjuluki protes mereka sebagai unjuk rasa “kebebasan”. Para peserta membawa tanda dan spanduk bertuliskan ‘Bangun Australia’.

Sebelumnya juga di Sydney dilaporkan bahwa para demonstran melempari petugas dengan tanaman pot dan botol air karena mereka menentang perintah tinggal di rumah selama sebulan. Aksi tersebut pecah sehari setelah pihak berwenang menyarankan pembatasan dapat tetap berlaku hingga Oktober. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply