Kasus positif korona di Indonesia bertambah lagi, ada 107 kasus baru

Papua
Ilustrasi Pandemi Covid-19 - Pixabay.com.
Ilustrasi Pandemi Covid-19 – Pixabay.com.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Yogyakarta, Jubi – Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyatakan ada 107 kasus baru positif korona pada Selasa (24/3/2020). Dengan demikian, jumlah kasus positif korona di Indonesia telah mencapai 686 kasus. Dari jumlah itu, sejumlah 55 orang positif korona telah meninggal dunia.

Read More

Hal itu disampaikan Achmad Yurianto dalam keterangan persnya di Jakarta pada Selasa. “Terhitung sejak 23 Maret 2020 pukul 12.00 hingga 24 Maret 2020 pukul 12.00 WIB, telah ada 107 kasus baru positif korona. Sehingga total kasus positif korona telah mencapai 686 kasus,” kata Yurianto.

Ia menyatakan sepanjang Senin hingga Selasa ada tujuh pasien positif korona yang meninggal dunia. “Sehingg total kasus [pasien positif korona] meninggal [telah mencapai] 55 orang,” kata Yurianto.

Hingga Selasa pukul 12.00 WIB, jumlah pasien yang sembuh belum bertambah. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah pasien positif korona yang sembuh hingga Selasa masih 30 orang saja, sama dengan angka pasien sembuh pada Senin (23/3/2020).

” Kita akan selalu mengupdate [data itu]. Yakinlah bahwa pemerintah bekerja dengan keras. Siapapun [warga] yang sedang melaksanakan isolasi mandiri dan butuh informasi, [silahkan menghubungi 119 dengan nomor ekstensi 9,” kata Yurianto.

Ia menyatakan pada Selasa pemerintah pusat mulai mengirimkan 125 ribu unit pemeriksaan cepat atau rapid test kit ke 34 provinsi di Indonesia. “Nanti provinsi yang akan tentukan [siapa yang akan menjalani rapid test]. [Saat ini rapid test diprioritaskan] untuk contact pressing dan petugas kesehatan [yang langsung menangani pasien],” ujar Yurianto.  

Menurutnya, pemerintah pusat sedang memesan lebih banyak rapid test kit untuk memastikan pemerintah daerah dapat menggelar tes massal korona. “Pada pengiriman berikutnya, [akan ada rapid test kit] dalam jumlah yang lebih besar, agar pemerintah daerah bisa melakukan tes massal berbasis daerah [tempat terjadinya kasus positif korona],” kata Yurianto.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply