Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai mengatakan, 17 warga Distrik Bomela, Kabupaten Yahukimo yang meninggal dunia harus menjadi tanggung jawab lintas sektor terkait seperti Dinas Sosial, Dinas PU dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK), bukan hanya Dinas Kesehatan.
“Terkait kasus kematian 17 warga di Bolame saya menantang pemberitaan media yang selalu menuding, perlu dilihat air yang dikonsumi warga Bolame bagaimana, rumah sehatnya bagaimana,” kata Aloysius Giyai di Jayapura, Senin (24/6/2019).
Dia mengatakan, penyediaan air bersih bagi warga setempat, juga perlu diperhatikan, hingga pemanfaatan dana ADD dan dana prospek yang diterima setiap kampung tiap tahunnya. Apakah penggunaannya tepat dan benar-benar menyentuh warga atau tidak?
“Jangan selalu lihat di hilirnya, harus lihat muaranya, jangan selalu lihat asapnya. Masak sasarannya hanya kesehatan saja, padahal faktor penyebabnya apa,” kata mantan Kepala Puskesmas Koya ini.
Menurut Aloysius, dirinya tidak membela jajaran kesehatan, tetapi semua pihak harus introspeksi diri, kematian terjadi karena ada mata rantainya.
“Okelah kita akan tegur Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo yakni Dinas Kesehatan setempat, itu mungkin lebih pada penyediaan tenaga kesehatan. Tetapi, bukan semata-semata karena itu, teman-teman lintas sektor lain juga berperan penting,” katanya.
Semisal kata dia, sektor lain yang berbicara mengenai peningkatan ekonomi, peningkatan asupan gizi bagi keluarga, air bersih, dan rumah sehat.
“Kalau tidak begitu kan daya tahan tubuh semakin hari menurun dan mudah dapat penyakit karena dasarnya, lemah dan tidak kuat. Jadi, jangan orang mudah selalu menyalahkan Dinas Kesehatan jika ada warga yang meninggal karena sakit di kampung-kampung,” katanya.
Padahal lanjut dia, ada aspek lain sebagai faktor pencetus, faktor utama dari kematian yang perlu dikoreksi secara bersama.
“Tapi kritik-kritik positif untuk kesehatan terkait kematian 17 warga Bomela ini kita terima, tapi bukan satu-satunya karena masalah kesehatan penyebab kematian,” katanya.
Dari sisi kesehatan, menurut dia, yang perlu dilihat adalah tenaga kesehatannya yang mungkin selalu tidak berada di tempat, atau mungkin ada tetapi selalu ke kota, akhirnya ketika masyarakat sakit tidak ada yang memperhatikan pengobatannya sehingga meninggal.
“Terkait masalah ini, kembali ke Pemerintah Daerah setempat, Bupati dan Dinas Kesehatan setempat, kami Dinas Kesehatan Papua sudah banyak berbuat, tinggal menyambung saja,” tambah mantan Direktur RSUD Abepura ini.
Sebelumnya, kabar kematian 17 warga ini datang dari mahasiswa Yahukimo pada Senin (17/6/2019), sedangkan yang sakit sebanyak 194 orang. Sesuai informasi yang diperoleh, gejala-gejala yang muncul yaitu demam, diare, batuk dan pilek.
Pada Selasa (18/6/2019) Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo sudah menurunkan tim ke Bomela untuk mengecek kebenaran 17 warga yang dikabarkan meninggal. (*)
Editor: Edho Sinaga