Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Tenaga kesehatan dan tenaga pendukung lainnya di Papua Nugini telah mendesak kepada perempuan di negara itu agar tidak hamil sementara negara itu berusaha melawan serangan krisis Covid-19.
Jumlah perempuan yang hamil dan ditemukan positif Covid-19 telah meningkat dengan laju yang mengkhawatirkan karena kasus yang disebabkan oleh varian Delta telah melonjak di seluruh negeri itu.
Wendy Stein, CEO dari LSM bernama Spacim Pikinni, sebuah LSM yang bergerak dalam bidang keluarga berencana di PNG, juga menyarankan agar keluarga-keluarga menggunakan kontrasepsi dan mencegah kehamilan.
“Saya meminta agar kalian menunda kehamilan selama satu atau dua tahun, atau setidaknya sampai sistem pelayanan kesehatan dapat menyediakan tempat persalinan yang aman dan sehat dan semua keluarga sudah sehat dan bahagia,” katanya.
“Di desa-desa, tenaga-tenaga kesehatan kami masih berkeliling dan selalu, tidak [pernah berhenti, berbicara dengan para ibu di klinik bayi, di pasar-pasar di daerah desa.”
Mary Sitaing adalah seorang bidan dan ia bekerja di bangsal persalinan di Rumah Sakit Umum Port Moresby (PMGH).
Ia membenarkan bahwa timnya juga mendorong perempuan untuk menunggu beberapa saat sebelum hamil mengingat krisis Covid-19 di sana.
“Tunda kehamilan. Itulah yang kami katakan kepada semua perempuan yang melahirkan di sini.”
Klinik ini juga menawarkan layanan keluarga berencana kepada perempuan yang datang untuk pemeriksaan antenatal mereka, sementara mereka juga mencoba menjangkau perempuan lain melalui media-media sosial.
Mary Sitaing mengatakan varian baru dari virus itu sendiri sudah ditemukan berbahaya bagi ibu hamil, dimana ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk menerima perawatan di rumah sakit atau perawatan intensif.
“Masalah yang dihadapi ibu hamil adalah ketika mereka akan bersalin, ibu itu perlu bernafas untuk bisa melahirkan bayinya,” ungkap Sitaing. “Dan ketika dia kesakitan dan … dia mengalami kesulitan dalam bernapas, maka itu akan mempengaruhi bayinya dan bayinya bisa meninggal di dalam rahim.”
Tetapi tenaga kesehatan lebih menyarankan agar ibu-ibu hamil tidak terkena virus Covid-19, jadi mereka mendorong para bumil untuk menerima suntikan salah satu vaksin yang tersedia di PNG.
Namun dr. Mary Bagita, koordinator unit kebidanan di PMGH, mengatakan hal itu pun harus mereka lakukan dengan tantangan-tantangan tersendiri.
“Kami telah berupaya sebaik mungkin untuk mendorong perempuan hamil untuk menerima vaksinasi. Namun penyerapannya masih belum baik.”
Ia menekankan bahwa tim tenaga kesehatannya akan terus melakukan konseling dengan perempuan hamil tentang manfaat dari vaksin dalam membantu melindungi mereka dan bayi mereka yang belum lahir. (Pacific Beat)
Editor: Kristianto Galuwo