Papua No. 1 News Portal | Jubi
Karate Papua tak hanya berharap try out ke luar daerah, mereka juga meminta dukungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua untuk mendukung mereka yang rencananya bakal bertolak ke Bali untuk mengikuti kejuaraan Pelatnas.
Tim Karate Papua mendapatkan undangan dari Technical Delegate (TD) Karate di Bali untuk turut ambil bagian dalam sebuah kejuaraan berformat Pelatihan Nasional (Pelatnas).
Ajang tersebut bukan untuk menyaring atlet-atlet yang akan dimasukkan dalam tim Nasional menuju SEA Games, tapi untuk menjadi ajang ujicoba bagi para atlet karate dari seluruh Indonesia.
Pelatih kepala tim Karate Papua untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, Zakarias M Sogorom, mengatakan agenda tersebut akan bermanfaat bagi timnya yang hanya punya waktu tersisa enam bulan saja menuju PON XX.
Sebagai salah satu cabang olahraga beladiri, tim karate Papua membutuhkan banyak sparring atau ujitanding dengan tim-tim lain.
Dalam agenda tersebut, dirinya tak mematok target menang, karena hanya akan dijadikan sebagai ajang mengasah persiapan anak asuhnya.
“Kami hanya ujitanding dengan tim Pelatnas dan TD di Bali sudah mengundang juga, ada juga dari Jawa Timur yang akan kita ujitanding, dalam agenda itu strategi kita bahwa di setiap pertandingan itu tidak harus medali emas, tidak harus juara 1 karena di situ orang akan melihat. Kalau kita juara 1 akan menjadi sorotan evaluasi bagi lawan. Jadi kadang kita harus mengalah untuk kita menyimpan kekuatan untuk hari H-nya atau pertarungan yang sebenarnya. Jadi kita diundang hanya untuk ujitanding dengan timnas yang ada sekarang,” kata Sogorom kepada awak media, belum lama ini.
Rencananya, dalam pekan ini timnya sudah berada di Bali untuk memenuhi undangan tersebut. Ia menjelaskan, total atlet yang akan diboyong berjumlah 17 atlet.
“Jadi kalau atlet kita sudah bertanding dengan mereka (Pelatnas), baik kalah maupun menang kita akan evaluasi dan akan menjadi kepercayaan bagi mereka ketika mereka nanti ketemu nanti di PON. Kami semua ada 17 atlet di antaranya ada 2 atlet yang akan bergabung dari luar karena ada tugas masing-masing. Kebetulan yang pelatih kepala timnas itu adalah tim konsultan teknik kami. Salah satu konsultan teknik yang sudah teken kontrak dengan kami, karena nanti satu bulan kemudian mereka akan berangkat, jadi tidak mungkin ada pergantian atlet. Kami berharap atlet kami juara di PON nanti mereka pasti akan dipanggil di timnas juga dan itu sudah jadi kebiasaan,” jelasnya.
Baca juga: KONI Papua sarankan cabor ikut turnamen dan jalani ujicoba
Sementara itu, Kurniawan, atlet karate Papua di nomor kata perorangan putra dan beregu putra senior, meminta dukungan KONI Papua untuk memberikan respons agar timnya bisa ikut serta dalam agenda tersebut. Pasalnya, menurut dia, agenda itu akan mengisi kekosongan ujicoba yang mana timnya terakhir kali mengikuti turnamen pada 2020 lalu.
“Kami ujitanding yang terakhir itu tahun 2020, karena pandemi ini kita tidak mengikuti iven lagi tapi kami selalu berharap agar kami diperhatikan untuk bisa berujicoba di agenda tersebut, supaya kita tahu kemampuan dan mental bertanding kita sudah siap di PON XX nanti,” kata Kurniawan.
“Kami optimis bisa mendapatkan medali emas. Kami sangat berterima kasih ada Pelatnas mengundang kami seluruh provinsi yang mau ikut berpartisipasi untuk berujicoba di sana di Bali, simulasi atau latihan di sana. Dalam minggu ini, kalau bisa ada respons dari KONI secepatnya, kami sudah siap,” tambahnya.
Rasta Rumbekwan, karateka putri Papua yang turun di nomor kata perorangan dan beregu putri, menilai ajang ujicoba dengan tim Pelatnas adalah momen yang bagus untuk mengukur kesiapan mereka.
“Setidaknya, KONI tolong perhatikan kita juga agar kita bisa ikut ujicoba, Puji Tuhan tim Pelatnas panggil kita untuk berujicoba itu sangat luar biasa bagi kita. Dan kami bersyukur karena di situ kita bisa lihat kemampuan kita sudah sejauh mana,” ujar Rumbekwan. (*)
Editor: Jean Bisay