Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Kabupaten Jayawijaya terus mengajak masyarakat asli Papua khususnya di daerah tersebut untuk kembali berkebun, terutama saat pandemi Covid-19.
Ketua Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Kabupaten Jayawijaya, Agustinus Kossay mengatakan, sebagai wadah yang membela masyarakat asli Papua, ia berharap masyarakat tidak meninggalkan kebun, dan memilih untuk bergantung pada bantuan pemerintah.
“Untuk itu KAPP mencoba memberikan bantuan berupa alat kerja kebun kepada sejumlah kelompok tani, untuk memotivasi masyarakat agar kembali ke kebun,” kata Agustinus Kossay kepada wartawan di saat menyerahkan bantuan ke kelompok tani Lestari & 3W Pikhe, Jumat (5/6/2020).
Bantuan alat kerja kebun ini dibuat dalam dua tahap, tahap pertama sebanyak 21 kelompok tani perwakilan dari 10 distrik di pinggiran kota Wamena, tahap kedua distrik lainya.
Apalagi di masa pandemi saat ini, masyarakat jangan beraktivitas tidak jelas tetapi bagaimana fokus berkebun, apalagi dengan terus mengharapkan berbagai bantuan pemerintah berupa dana desa, dan rastra sehingga membuat masyarakat lupa untuk berkebun.
“KAPP hadir untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar tidak menggantungkan hidup kepada siapa-siapa tetapi harus mandiri, tidak bergantung kepada makanan produk dari luar, tetapi bagaimana bertahan dengan pangan lokal seperti ubi, singkong, jagung yang masyarakat bisa kerja sendiri dan menghidupi dirinya sendiri,” katanya.
Hal ini juga turut mendukung program pemerintah Jayawijaya dengan 3 W yaitu Wen, Wam, Wene sesuai visi misi, dimana KAPP hadir juga untuk mengangkat potensi yang ada di masyarakat lokal.
Sementara itu ketua kelompok tani Lestari dan 3W Pikhe, Marius Kossay juga mengajak anggota kelompok taninya dan masyarakat lainya untuk terus membuka lahan untuk berkebun, seperti apa yang telah diwariskan para orang-orang tua.
“Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada KAPP Jayawijaya atas bantuan yang diberikan, semoga bantuan ini juga bisa diberikan kepada kelompok tani lainya, karena kebun merupakan satu-satunya sumber kehidupan kami,” kata Marius Kossay. (*)
Editor: Edho Sinaga