Kalah telak, Kalteng Putra kecewa pada wasit

Pelatih kepala Kalteng Putra, Gomes de Oliviera (kanan) ditemani Rahmad Abanda salah satu pilar Kalteng Putra saat memberikan keterangan pers di Stadion Mandala Jayapura – Jubi/Roy Ratumakin.
Pelatih kepala Kalteng Putra, Gomes de Oliviera (kanan) ditemani Rahmad Abanda salah satu pilar Kalteng Putra saat memberikan keterangan pers di Stadion Mandala Jayapura – Jubi/Roy Ratumakin.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Kalteng Putra harus menelan kekalahan untuk ketujuh kalinya di laga musim ini. Kekalahan 0-2 dari tuan rumah Persipura Jayapura  membuat Kalteng Putra turun ke peringat 12 klasemen sementara Kompetisi Liga 1 2019 yang berlangsung di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (14/8/2019).

Read More

Pilar Kalteng Putra, Rahmad Abanda mengatakan, kekalahan Kalteng Putra salah satunya disebabkan wasit yang kurang profesional. Dadang Sutisna yang notabene pengadil lapangan asal Jawa Barat dinilai memimpin dengan tidak adil, lantaran membuat banyak kebijakan yang merugikan timnya.

“Saya sampai heran dengan kepemimpinan wasit tadi. Banyak keputusannya yang cukup tidak masuk akal,” katanya saat konferensi pers di Stadion Mandala Jayapura.

Lebih lanjut kata Abanda, gol pertama Persipura sebenarnya tidak harus terjadi karena sebelum dilakukannya sepak pojok, bola sudah keluar dari lapangan, namun wasit tetap melanjutkan pertandingan.

“Kami sudah berusaha sekuat tenaga, namun keputusan wasit membuat kami lemah. Kami kalah dari keputusan wasit,” ujarnya.

Menanggapi keputusan wasit, pelatih kepala Kalteng Putra, Gomes de Oliviera pun berkomentar. Menurut pelatih berkebangsaan Brasil tersebut, ada banyak factor yang membuat timnya tidak bisa menang. Salah satunya adalah kepemimpinan wasit.

“Kita bisa lihat sendiri, permainan kedua tim sangat bagus untuk di tonton, namun ada beberapa saat di mana wasit mengambil keputusan yang sangat tidak masuk akal,” katanya.

Terkait dengan kepemimpinan wasit, pelatih kepala Jacksen F. Tiago enggan berkomentar. Menurutnya, tidak etis dirinya mengomentari kinerja dari wasit yang memimpin laga di kompetisi tertinggi di tanah air.

“Saya dari dulu selalu tidak memperhatikan atau mau berkomentar soal hal-hal teknis termasuk soal kepemimpinan wasit. Saya tidak punya kuasa untuk melakukan pembelaan ketika wasit melakukan hal-hal yang merugikan tim kami. Saya selalu fokus pada kesalahan-kesalahan taktik dari saya maupun pemain saya,” katanya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply