Jubir Taliban sebut libatkan Cina bangun kembali Afghanistan

Papua Afghanistan
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Beijing, Jubi  – Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan menyambut Cina untuk berkontribusi pada pembangunan kembali Afghanistan. Cina disebut telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan.  “Cina adalah negara besar dengan ekonomi dan memiliki kapasitas yang besar – saya pikir mereka dapat memainkan peran yang sangat besar dalam pembangunan kembali, rehabilitasi, rekonstruksi Afghanistan,” kata Shaheen kepada televisi CGTN dalam sebuah wawancara Kamis, (19/8/2021) malam.

Read More

Taliban merebut kendali selama akhir pekan dalam pergolakan yang membuat ribuan warga sipil dan sekutu militer Afghanistan melarikan diri demi keselamatan. Banyak yang takut akan kembalinya interpretasi keras hukum Islam yang diberlakukan selama pemerintahan Taliban sebelumnya yang berakhir 20 tahun lalu.

Baca juga : Taliban kuasai Afghanistan, sejumlah negara evakuasi warganya di negara tersebut 

Lari dari Afghanistan, cerita warga ketika Taliban berhasil kuasai negaranya 

Taliban kuasai Afghanisatan, Wapres Amrullah: Kami tidak kehilangan semangat

Sedangkan Cina yang semakin kuat mungkin dapat memanfaatkan fakta bahwa negara itu tidak berperang di Afghanistan, tidak seperti Rusia dan Amerika Serikat.

Selama pertemuan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dengan delegasi Taliban di kota pelabuhan Cina utara Tianjin bulan lalu, Wang Yi berharap Afghanistan dapat mengadopsi kebijakan Islam moderat.

Cina telah mengutip ekstremisme agama sebagai kekuatan destabilisasi di wilayah barat Xinjiang dan telah lama khawatir bahwa wilayah yang dikuasai Taliban akan digunakan untuk menampung pasukan separatis.

Sementara itu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang telah meninggalkan istana bersumpah kembali ke negaranya untuk melanjutkan perjuangannya demi hak dan nilai-nilai rakyat. Dalam pernyataan video perdananya setelah muncul di Uni Emirat Arab (UAE), Ghani menyatakan dia meninggalkan negara itu untuk menghindari pertumpahan darah di Kabul, di tengah kemajuan Taliban.

“Saya sedang berkonsultasi untuk kepulangan saya ke Afghanistan sehingga saya dapat melanjutkan upaya untuk keadilan, nilai-nilai Islam, dan nasional yang sejati,” kata Ghani.

Ia mengatakan tidak berniat untuk melarikan diri dari Afghanistan atau hidup di pengasingan. “Saya ingin mengalihkan kekuasaan ke Taliban secara damai. Tetapi saya diusir dari Afghanistan di luar keinginan saya,” ujar Ghani.

“Saya diberitahu bahwa Taliban ada di Kabul… Ada kesepakatan bahwa Taliban tidak akan memasuki Kabul. Tetapi mereka melakukannya. Saya tidak ingin digantung karena, sebagai presiden, saya adalah kehormatan Afghanistan. Saya tidak takut mati,” ujar Ghani menjelaskan.

Dia juga membantah tuduhan melarikan diri dengan sejumlah besar uang tunai. Menurut dia, tudingan tersebut adalah upaya “pembunuhan karakter”.

Dalam pernyataannya, Ghani memberikan dukungan untuk pembicaraan yang sedang berlangsung oleh mantan presiden Hamid Karzai dan perunding perdamaian terkemuka Abdullah Abdullah, dengan Taliban.

Dia juga menyampaikan rasa bangganya kepada pasukan keamanan Afghanistan, yang disebutnya “belum dikalahkan” tetapi kalah secara politik.

“Itu adalah kegagalan kepemimpinan pemerintah, kepemimpinan Taliban, dan masyarakat internasional. Itu adalah kegagalan proses perdamaian,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply