Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Juru Bicara Gubernur Papua, M Rifai Darus menyatakan Gubernur Papua Lukas Enembe meminta masyarakat adat di Papua tidak terprovokasi politik adu domba yang dikaitkan dengan kondisi kesehatannya. Hal itu dinyatakan Rifai sebagai tanggapan adanya sejumlah pihak yang meminta Lukas Enembe digantikan pejabat yang ditunjuk Menteri Dalam Negeri, dengan alasan kondisi kesehatan Lukas Enembe.
Dalam keterangan pers terulisnya pada Rabu (5/1/2021), Rifai menyatakan Gubernur Papua tetap menerima penyampaian pendapat yang datang dari sudut pandang setiap kelompok masyarakat Papua. Menurutnya, semua penyampaian pendapat itu akan menjadi masukan yang berharga bagi kepemimpinan Lukas Enembe sebagai Gubernur Papua.
Meskipun demikian, Rifai menegaskan pendapat yang menyatakan “Gubernur yang sakit-sakitan telah mengakibatkan kegaduhan birokrasi dan minusnya pelayanan publik” tidak berdasar. Rifai menyatakan bahwa pasca menjalani pengobatan di Singapura Gubernur Papua Lukas Enembe telah melakukan sejumlah penataan organisasi Pemerintah Provinsi Papua untuk memperkuat koordinasi dan mengakselerasi kinerja.
Baca juga: Mendagri diminta tunjuk penjabat gubernur Papua
“Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pemenuhan hak atas kesehatan dengan berbagai macam cara, baik pencegahan dan penyembuhan. Proses pengobatan yang dijalani oleh Gubernur telah menempuh prosedur yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada, termasuk mendapat izin dari Mendagri untuk melakukan medical check-up bertepatan pada masa libur natal dan tahun baru 2022 kemarin,” ujarnya.
Menurut Rifai, Gubernur Lukas Enembe meminta kepada para pihak yang mendesaknya untuk mundur atau digantikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah pusat agar lebih dulu memperkaya diri atas informasi yang sahih terkait kondisi fisik Gubernur. “Gubernur menyayangkan narasi keliru yang masih [berupa] hipotesis dianggap sebagai [informasi] ilmiah oleh kelompok tersebut,” katanya.
Baca juga: Gubernur Papua resmikan Suni Hotel and Convention Abepura
Rifai menyatakan Gubernur Lukas Enembe meminta maaf apa bila dalam penyampaian beberapa pidato atau sambutan di sejumlah acara terlihat terbata-bata dan tidak lancar. Rifai menegaskan Lukas Enembe selaku Gubernur Papua tetap memiliki daya kritis dan manajemen kepemimpinan yang teramat tebal dan kaya.
“Menjadi pemimpin bukan hanya membutuhkan mulut yang bisa berbicara. Jauh dari itu, pemimpin membutuhkan otak yang mampu berpikir tangkas dan hati yang tulus dalam pengabdiannya,” tegas Rifai.
Rifai menambahkan, Gubernur mengajak kepada seluruh tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang ada di Papua untuk menjaga perdamaian dan ketentraman. “Intinya, [Gubernur] tidak anti terhadap kritik, tapi jangan sekali-kali menggunakan atribut politik yang dapat memantik api polemik,” tutupnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G