Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Tokoh masyarakat Papua Selatan, Johanes Gluba Gebze, angkat bicara terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Merauke tahun depan.
“Saya perlu sampaikan bahwa calon bupati adalah orang asli Papua (OAP). Sedangkan wakilnya adalah orang Nusantara. Olehnya, tak boleh ada yang memaksakan kehendak,” tegas John Gluba Gebze, Rabu (21/8/2019).
Dikatakan, birokrasi dan kemajemukan harus diatur dengan baik. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke sudah tak ada cerminan lagi karena lebih banyak didominasi orang non Papua.
“Jadi, jangan bicara nasionalisme. Keserakahan lebih dominan menghanguskan kebhinekaan, agar negara ini tak kaya dengan kemajemukan,” ungkapnya.
Dijelaskan, ketika menjadi Bupati Merauke dua periode, partner kebhinekaan dikedepankan. Dimana pada periode pertama Beny Simatupang mendampinginya. Begitu periode kedua, Waryoto sebagai wakilnya.
“Jadi kami telah komitmen. Sebagai pamong praja yang dibina di Institut Pemerintahan Dalam Negeri, saya jalankan prinsip dimaksud,” ungkapnya.
Seorang intelektual Marind, Harry Ndiken, menegaskan calon bupati pada PIlkada tahun depan wajib hukumnya orang Papua, sedangkan wakilnya bisa non Papua.
“Olehnya jika ada orang non Papua berambisi maju menjadi calon bupati, sebaiknya mengurungkan diri. Berikanlah kesempatan kepada calon bupati OAP bersaing merebut hati rakyat,” pintanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari