Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Presiden Amerika terpilih Joe Biden memilih Pete Buttigieg dari komunitas LGBTQ sebagai menteri perhubungan. Jika disetujui konggres, maka penentuan Pete Buttigieg itu menjadi menteri Amerika pertama dari komunitas LGBTQ.
Pete Buttigieg merupakan mantan kompetitornya di seleksi calon presiden Partai Demokrat, hal itu juga menjadikan Buttigieg sebagai menteri pertama yang pernah berkompetisi langsung dengan Joe Biden untuk posisi capres.
“Saya menominasikannya sebagai Menteri Perhubungan karena posisi ini adalah percabangan dari berbagai tantangan dan kesempatyan. Pekerjaan, infrastruktur, keseteraan, dan iklim, semua berkumpul di Departemen Perhubungan,” ujar Joe Biden, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, (16/12/2020).
Baca juga : Tim komunikasi senior Gedung Putih semua wanita
Tahun baru 2018, militer AS siap terima transgender
Iran tolak renegosiasi nuklir dengan pemerintahan Joe Biden
Sedangkan statusnya dari komunitas LGBTQ, menjadi alasan yang sejalan dengan rencana Joe Biden untuk membuat kabinetnya inklusif atau mendukung keberagaman.
Buttigieg sendiri sudah lama dirumorkan akan bergabung dengan kabinet Joe Biden. Ia sempat dikaitkan dengan beberapa posisi, namun meredup seiring dengan berjalannya waktu. Namanya baru menanjak kembali beberapa hari terakhir menjelang pengumumannya sebagai Menteri Perhubungan yang baru.
The Human Rights Campaign, organisasi advokasi komunitas LGBTQ, memuji keputusan Joe Biden memilih Pete Buttigieg sebagai salah satu menterinya. Menurut mereka, hal itu akan membuat komunitas LGBTQ merasa terwakili di pemerintahan. Di sisi lain, kata mereka, Buttigieg adalah figur yang jujur dan terbuka di mana dibutuhkan oleh kabinet Joe Biden.
“Keberadaan dia sebagai perwakilan komunitas LGBTQ di kabinet akan membantu Joe Biden untuk membangun kembali negeri ini agar menjadi lebih kuat dan adil,” ujar Presiden The Human Rights Campaign, Alphonso David.
Walau dianggap akan menjadi nafas segar untuk pemerintahan Amerika, tidak sedikit yang skeptis terhadap Pete Buttigieg. Sejumlah kelompok progressif dan pemimpin Kulit Hitam menggarisbawahi rekam jejaknya, terutama saat Buttigieg menjadi Wali Kota South Bend.
Menurut mereka, ketika Buttigieg memimpin South Bend, ia kurang memperhatikan suara-suara komunitas kulit hitam. Alhasil, isu rasisme tidak tertangani secara tegas di South Bend bagi para anggota komunitas kulit hitam. Selain itu, kata mereka, Pete Buttigieg juga tidak tegas mendorong keberagaman di dalam unit Kepolisian South Bend sehingga rasisme pun bertahan di sana. (*)
Editor : Edi Faisol