Jepang putuskan Olimpiade tanpa penonton

olimpiade Papua
Olimpiade, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Tokyo, Jubi – Penyelenggara Olimpiade melarang kehadiran penonton selama penyelenggaraan pesta olahraga dunia itu pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang. Hal itu  membuat sejumlah badan olahraga menyatakan kekecewaan atas keputusan meski  mereka memahami situasi yang dihadapi Jepang dalam memerangi penyebaran Covid-19.

Read More

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan larangan penonton di Olimpiade penting untuk mencegah Tokyo jadi pusat penyebaran virus corona saat penularan varian Delta menular sangat cepat. Masyarakat diminta tidak berkumpul di jalan untuk menyaksikan perlombaan seperti triathlon, meski sebagian kecil penonton masih diperbolehkan melihat pertandingan di luar kawasan metropolitan Tokyo.

Baca juga : Atlet Samoa di dalam negeri batal ke Olimpiade Tokyo 

Atlet olimpiade diminta tak berhubungan seks, cegah Covid-19 

Jepang darurat Covid-19 hingga sebulan menjelang Olimpiade

Sedangkan Badan Atletik Dunia mengatakan para atlet sudah terbiasa berkompetisi di stadion yang kosong namun mereka sebenarnya akan senang melihat keriuhan penggemar di Tokyo.

“Ini mengecewakan bagi siapa pun,” kata mereka dalam sebuah pernyataan. “Bagi masyarakat Tokyo dan Jepang, melihat atlet-atlet terbaik dunia saling bersaing adalah peristiwa yang jarang terjadi,” katanya.

Federasi Hoki Internasional (FIH) mengatakan mereka sudah berharap pertandingan di dua arena bakal disaksikan langsung oleh 5 ribu dan 2.500 penonton.

“Meskipun kami menyesalkan situasi kesehatan saat ini tidak memungkinkan pertandingan digelar dengan kehadiran penonton, kami memahami dan mendukung sepenuhnya keputusan yang diambil pemerintah Jepang dan penyelenggara, serta IOC,” kata FIH.

Presiden Federasi Renang Internasional (FINA), Husain Al-Musallam, mengatakan organisasinya menargetkan minimal 50 persen kapasitas duduk di arena renang terisi oleh penonton.

“Namun keputusan itu tentu ada di tangan penyelenggara Tokyo 2020 dan otoritas Jepang,” kata Al-Musallam.

Hal yang sama juga disampaikan Asosiasi atletik Jerman mengatakan keputusan penyelenggara Olimpiade “beralasan dan pantas” jika melihat kondisi pandemi.

“Olimpiade jangan mempercepat penularan secara nasional, apalagi jadi tempat penularan global,” kata mereka. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply