Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, pemerintah daerah sedang menyusun dan mengkaji diperbolehkannya kembali proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
Hal ini sebagai tindak lanjut adanya edaran gubernur Papua dan kepala dinas pendidikan, perpustakaan dan arsip daerah provinsi yang kembali memperbolehkan sekolah melakukan pembelajaran secara tatap muka.
“Kami sedang pelajari bersama dinas pendidikan dan Wahana Visi Indonesia (WVI) untuk memulai pendidikan secara tatap muka di sekolah,” katanya kepada wartawan di Wamena, Rabu (5/8/2020).
Kemungkinan, pemerintah daerah akan memperbolehkan proses belajar mengajar tatap muka untuk sekolah-sekolah di zona tiga dan empat, artinya di setiap kampung dan distrik yang jauh dari kota.
“Jika sekolah-sekolah yang masuk di zona satu dan dua di seputaran perkotaan, kita tahu bersama perkembangan Covid-19 hingga kini sehingga akan pelajari terlebih dahulu,” katanya.
Meski kata dia, saat pemerintah kembali melakukan penutupan bandara khusus akses masuk selama 14 hari, terbukti tren menurun, dari 28 kasus positif kini tinggal 12 kasus.
“Hal ini menandakan jika semua pasien berasal dari luar Wamena, sehingga kita akan melihat bagaimana membuka sekolah dengan tetap menjaga protokol Covid-19,” katanya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Bambang Budiandoyo mengatakan jika pihaknya sedang menyusun modul untuk sekolah-sekolah yang saat ini belajar dari rumah, agar pelayanan pendidikan tetap terjadi di Jayawijaya.
Apalagi khusus bagi sekolah-sekolah di zona satu dan dua kata Bambang, dinas telah menyurat ke bupati untuk meminta dispensasi apakah bisa dibuka kembali sesuai adanya surat edaran gubernur dan kepala dinas pendidikan provinsi.
Kami sudah menyurat ke bupati melalui Sekda, bagaimana bupati memberikan dispensasi untuk zona satu dan dua atas dasar pertimbangan itu bupati selaku pimpinan daerah dan ketua gugus tugas Covid-19 di Jayawijaya akan mengeluarkan surat edaran dan atas dasar itu nanti akan kami konfirmasi ke sekolah-sekolah apakah jalan atau tidak, dan sementara ini sekolah masih belajar dari rumah, kata Bambang.
Untuk rencana uji coba kembali dibukanya sekolah di zona tiga dan empat, menurutnya hal itu memungkinkan, namun tetap menunggu keputusan bupati.
Dinas pendidikan hanya membantu mendesain sekolah kembali membuka PBM tatap muka. Tetapi prosesnya dengan catatan sekolah hanya melakukan proses pembalajaran tidak sereguler biasanya.
Misalnya dibatasi pertemuan di sekolah hanya tiga sampai empat jam per hari, tempat duduk tetap diatur jaraknya. “Hal itu telah disusun dan disampaikan ke bupati. Tinggal menunggu keputusan saja,” katanya.
Katanya, semua pihak pasti ingin proses belajar mengajar tatap muka seperti semula berjalan lagi, tetapi jangan melupakan kesehatan dan keselamatan anak-anak kita. “Jadi sejauh ini belum ada kesimpulan kapan akan dimulai, tetapi berharap minggu depan sudah ada sehingga bisa disampaikan ke satuan pendidikan untuk jalan atau tidak,” sambungnya. (*)
Editor: Syam Terrajana