Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kontingen Jawa Barat untuk kali kedua secara beruntun menyabet juara umum Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Jika lima tahun lalu mereka berjaya di rumah sendiri, kali ini di Timur Indonesia mereka kembali mengukuhkan diri sebagai yang terbaik.
Sepanjang perhelatan PON, hanya ada 4 Provinsi yang pernah mencatatkan namanya sebagai juara umum. DKI Jakarta masih yang terbanyak dengan berstatuskan juara umum sebanyak 11 kali.
Provinsi Jawa Barat sebagai musuh bebuyutan DKI Jakarta, mampu mematahkan dominasi rivalnya itu dalam dua edisi PON. PON XIX tahun 2016 dan PON XX tahun 2021 di Papua.
Sebelum itu, Jawa Barat bukanlah lawan yang kuat-kuat amat bagi DKI Jakarta. Jawa Barat hanya pernah meraih juara umum sebanyak 3 kali. Itupun sudah sangat lampau. Di PON II tahun 1951 Jakarta, PON III tahun 1953 di Sumatera Utara dan PON V tahun 1961 di rumah sendiri.
Selebihnya, label juara umum disikat oleh DKI Jakarta selama 8 kali perhelatan secara beruntun (1969 – 1996). Di PON XV tahun 2000 Jawa Timur, tuan rumah menjadi juara umum untuk pertama kalinya. Empat tahun setelahnya, di PON XVI Sumatera Selatan tahun 2004 DKI Jakarta kembali merebut posisinya.
PON XVII Kalimantan Timur tahun 2008, Jawa Timur lagi-lagi merusak dominasi DKI Jakarta, sebelum akhirnya DKI Jakarta menegaskan lagi kedigdayaannya di PON XVIII tahun 2012 di Riau dan memastikan gelar juara umum untuk ke-11 kalinya.
PON XIX tahun 2016 akhirnya jadi momentum kebangkitan Jawa Barat dalam hajatan olahraga bergengsi di Indonesia itu.
Tampil sebagai tuan rumah untuk keempat kalinya, Jawa Barat mengusung “Jabar Kahiji” sejak jauh hari. Sebuah jargon yang dicetuskan sebelum PON XIX 2016 oleh mantan Ketua Umum KONI Jawa Barat, Alm Azis Syarif. Jabar Kahiji diambil dari bahasa Sunda yang bermakna “Jabar jadi nomor satu”.
Jabar Kahiji diharapkan mampu memotivasi dan membakar semangat para atlet Jawa Barat untuk bisa mendapatkan prestasi tertinggi pada PON XIX.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tak ingin jargon Jabar Kahiji hanya menjadi tong kosong. Pembinaan olahraga di Jawa Barat bisa dibilang menjadi salah satu yang terbaik selama beberapa tahun terakhir ini.
Bibit-bibit muda yang ditemukan tak hanya sebatas berlatih keolahragaan saja, tapi juga berbasis ilmiah, pendidikan dan olahraga diterapkan selaras.
“Resep Jawa Barat hanya satu, pembinaan yang konsisten. Pembinaan atlet di Jawa Barat ibaratkan seperti menanam pohon, di cari dulu bibit-bibit unggulnya melalui kompetisi, kita mulai dari Pekan olahraga tingkat pelajar,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, baru-baru ini di Kota Jayapura.
Setelah menemukan bibit-bibit muda yang berkualitas, selanjutnya akan dimasukkan pada PPLP untuk digembleng menjadi atlet-atlet berprestasi (cara ini juga dilakukan oleh Provinsi-Provinsi lainnya).
Namun yang berbeda dalam beberapa tahun terakhir ini, Jawa Barat mulai menerapkan sport science untuk menyelaraskan ilmu-ilmu pertumbuhan fisik dengan pembinaan prestasi.
Dalam menerapkan sport science, Pemerintah Jawa Barat menggandeng Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang memang cukup dikenal dengan fakultas olahraganya.
“Dalam empat tahun terakhir ini, Jawa Barat sedang bereksperimen (menerapkan) sport science. Sport science itu adalah mengombinasikan ilmu-ilmu pertumbuhan fisik dengan prestasi,” ungkap Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.
Menurut dia, sport science menjadi salah satu unsur dalam menyiapkan atlet-atlet Jawa Barat yang memiliki kapasitas dan kapabilitas. Ia juga menggambarkan bagaimana penerapan sport science.
“Misalnya kalau dilatih di oksigen tipis, dia akan banyak menghasilkan sel darah merahnya, yang berkaitan nantinya dengan ketahanan fisik. Di Jabar, ada Universitas Pendidikan Indonesia yang memiliki fakultas olahraga. Di situ, salah satunya, ada fasilitas tentang ilmu olahraga, termasuk ilmu tentang sport science,” imbuhnya.
Namun, Kang Emil menuturkan jika atlet-atlet Jawa Barat bisa membuahkan prestasi karena kedisiplinan dan pembinaan yang konsisten.
Menuai Hasil
Selain fokus terhadap pembinaan dan penerapan sport science, Jabar juga cukup dekat dengan atlet-atletnya. Prinsip merangkul hati jadi alasan kuat kenapa atlet-atlet Jabar jarang setengah hati ketika bertanding.
Dari banyaknya atlet yang diturunkan pada PON XX Papua, ada beberapa atlet debutan yang belum punya pengalaman berlaga di ajang PON. Tapi hebatnya, semua berhasil membawa pulang medali. Padahal, persiapan mereka juga tidak terlalu maksimal karena terkendala pandemi Covid-19.
“Atlet-atlet kami dua tahun nganggur dalam masa persiapan menjelang PON XX, karena ada pandemi Covid. Tapi atlet kita tetap semangat latihan dan fasilitas didukung hingga mereka bisa meraih medali emas di PON XX,” kata Kang Emil.
Cita-cita besar Jabar untuk bangkit di bidang olahraga dengan jargon Jabar Kahiji perlahan sudah tercapai.
Pada PON XIX 2016 di rumah sendiri, Jabar mencatatkan sejarah baru dengan mematahkan dominasi DKI Jakarta dengan meraup 531 keping medali yang terdiri dari 217 emas, 157 perak dan 157 perunggu.
Jumlah ini merupakan yang pertama sepanjang perhelatan PON sejak 1951.
PON XIX Jabar juga mencetak 89 rekor PON, 33 rekor nasional, 1 rekor SEA Games, 26 rekor Asia, dan 5 rekor Dunia. Jabar benar-benar sukses sebagai tuan rumah.
Berkat prestasi menonjol itu, atlet-atlet Jabar laris manis di Pelatnas. Di iven Asian Games 2018, total ada 175 atlet Jabar dari 929 atlet yang memperkuat Indonesia. Ketika itu, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-4, posisi tertinggi sepanjang keikutsertaan di Asian Games dengan mengumpulkan 98 keping medali yang di antaranya 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu. Dan, 73 medali di antaranya disumbangkan oleh atlet-atlet Jabar.
Di PON XX Papua, Jabar kembali menunjukkan taringnya. Sempat terhempas dari persaingan juara, kontingen Jabar pelan-pelan menanjak ke puncak klasemen perolehan medali. Jabar akhirnya pulang sebagai juara umum, mempertahankan pencapaian mereka lima tahun lalu.
Jawa Barat berhasil mengumpulkan 353 keping medali yang terdiri dari 133 medali emas, 105 medali perak dan 115 medali perunggu. Atlet-atlet Jabar membukukan 31 rekor dari 90 rekor yang tercipta di PON XX.
Jabar juga menyabet juara umum di 16 disiplin olahraga, di antaranya Gantole, Polo Air putra, Angkat Berat, Angkat Besi, Atletik, Bola Voli, Bulu Tangkis, Catur, Dayung Kano, Dayung Rowing, Dayung TBR, Hoki Indoor, Karate, Taekwondo, Menembak, dan Pencak Silat.
Prestasi yang ditorehkan oleh kontingen Jabar di PON XX Papua itu sekali lagi menegaskan bahwa Jabar Kahiji bukan jargon tong kosong. Pembinaan olahraga di Jabar belakangan ini mampu menggeser dominasi DKI Jakarta.
Apakah Jabar akan mengulang pencapaian serupa di PON berikutnya? (*)
Editor: Syam Terrajana