Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Tepat dua tahun lalu, Januari 2019, manajemen Persipura Jayapura bisa bernafas lega kembali setelah salah satu sponsor utama mereka, Bank Papua memenuhi komitmennya untuk memberikan dukungan finansial kepada klub kebanggaan masyarakat Papua.
Usai tarik ulur perihal dana yang akan dicairkan untuk Persipura, Bank Papua akhirnya bersedia menyuntikkan dana segar sebesar Rp 20 miliar untuk tim Mutiara Hitam mengarungi dua musim sekaligus, yakni Rp 10 miliar untuk musim Liga 1 2019 dan Rp 10 miliar di musim 2020.
Komitmen Bank Papua untuk memberikan dana segar sebesar Rp 20 miliar itu telah disepakati secara sah lewat penandatangan MoU bersama manajemen Persipura, pada 16 Januari 2019, di Restoran B-one, Kota Jayapura.
Meski dana Rp 10 miliar permusimnya masih di bawah permintaan Persipura dengan nominal Rp 15 miliar, namun jumlah tersebut mengalami kenaikan. Sebelumnya Bank Papua hanya menyanggupi Rp 8,5 miliar untuk permusimnya
“Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk meningkatkan kegiatan olahraga di Tanah Papua, khususnya Jayapura, dan harapan kita semua bisa bermanfaat sehingga kedepan Persipura bisa memperoleh hasil yang baik bagi segi bisnis maupun sosial. Satu musim kompetisi kita berikan Rp 10 miliar. Kita kerjasama dua musim, agar musim depan Persipura tidak alami kesulitan lagi,” ujar Direktur utama Bank Papua ketika itu, F Zendrato.
Hal yang sama juga diucapkan oleh Direktur Bisnis Bank Papua, Sadar Sebayang. Sadar juga menegaskan jika pihaknya sudah menyepakati akan menyuntikan dana segar sebesar Rp 20 miliar untuk dua musim sekaligus.
“Kesepakatan di tahun 2019 ini kita berikan dukungan untuk Persipura senilai Rp 10 miliar dan nantinya di tahun 2020 juga sebesar Rp 10 miliar,” terangnya.
Bahkan ketika itu, Sadar juga meminta kepada manajemen Persipura untuk tidak lagi ngambek dan menuding bahwa Bank Papua tak memberikan dukungan.
“Di tahun depan tidak ada alasan bagi Persipura untuk menyatakan bahwa belum ada dukungan dari Bank Papua. Karena sponsorship ini tidak ada persyaratan khusus yang kita tetapkan,” tandasnya.
Setelah memastikan mendapatkan bekal dari Bank Papua dengan jumlah Rp 20 miliar, Persipura kian termotivasi untuk memberikan prestasi terbaik di musim 2019 dan 2020. Pasalnya mereka mengantongi total modal Rp 35 miliar, setelah PT Freeport juga memberikan dukungan sebesar Rp 15 miliar untuk dua musim yang sama.
“Terima kasih atas Bank Papua yang selalu memberikan sponsor bagi Persipura dan semoga bisa tetap eksis, karena Bank Papua milik orang Papua begitu pun juga Persipura yang telah menaikkan harkat martabat orang Papua. Dengan penandatanganan ini kami tegaskan jika Persipura tetap menargetkan juara di musim depan bukan memperbaiki peringkat,” tekan Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano ketika itu.
Harus jujur
Tapi, di saat ingin menjawab kepercayaan kepada Bank Papua sebagai salah satu sponsor setia di musim terakhir kerjasama mereka, Liga 1 2020, dunia mengalami masalah besar. Perekonomian menurun drastis akibat adanya pandemi Covid-19 yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China.
Sebagian besar negara-negara di dunia memberlakukan pembatasan aktivitas dan pembatasan sosial ketat.
Buntutnya, dunia olahraga pun harus vakum sementara waktu. Begitu pun di Indonesia, kompetisi Liga 1 2020 yang baru memainkan 3 laga, terpaksa harus dihentikan sejak Maret 2020.
Menurut penuturan manajemen Persipura, sejak saat itulah Bank Papua yang semula menyanggupi dukungan Rp 20 miliar, justru tak melanjutkan aliran dana yang masih tersisa untuk membiayai gaji pemain dan kontrak.
Manajemen Persipura mengklaim Bank Papua masih menunggak Rp 5 miliar hingga saat ini.
Waktu berjalan, faktor mandeknya kucuran dana dari Bank Papua itu disebut-sebut sebagai salah satu alasan manajemen Persipura memutuskan untuk menghentikan segala aktivitas tim alias dibekukan, terhitung sejak Rabu (6/1/21) malam.
Kabar pembekuan tim Persipura sontak menimbulkan kekecewaan dari publik pecinta Persipura sekaligus menghebohkan jagad sepakbola Indonesia. Tak terkecuali dengan salah satu legenda Persipura, Jack Kamasan Komboy.
Jack menyesalkan sikap Bank Papua yang tak mau terbuka untuk bersuara tentang alasan apa yang membuat mereka enggan mengucurkan dana sisa dari kesepakatan dua tahun lalu untuk Persipura. Jack meminta Bank Papua jujur menjelaskan, agar publik tak salah kaprah.
“Kitong (kita) pastinya sedih ya, mendengar kabar itu, yang jelas manajemen Persipura pasti punya pertimbangan-pertimbangan untuk memutuskan itu. Tapi kan Bank Papua juga harus ada klarifikasi dan memberikan alasan kenapa sisa kontrak itu belum dibayarkan, kan begitu. Padahal itu perjanjian yang sudah ditandatangani bersama,” ujar Jack.
Keputusan manajemen Persipura untuk membubarkan atau membekukan tim sementara waktu, karena terhimpit finansial kemungkinan besar akan membuyarkan mimpi pasukan Jacksen Tiago untuk kembali berlaga di turnamen Asia pada Maret mendatang.
Sementara, pasca beberapa jam setelah manajemen Persipura membekukan tim, pihak Bank Papua sama sekali belum memberikan tanggapan. Awak media Jubi coba meminta klarifikasi, namun hasilnya nihil.
Nasi su jadi bubur, segala macam rasa bercampur aduk dari jeritan hati publik pecinta Persipura yang bertebaran di media sosial sejak Rabu malam. Janji manis Bank Papua untuk Persipura ternyata tak semanis dua tahun lalu. ***
Editor: Syam Terrajana