Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Siswa lulusan Sekolah Menangah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2020 ini yang ingin menempuh pendidikan lebih lanjut di luar Papua, harus bersabar hingga akses transportasi di Provinsi Papua dibuka kembali. Namun mereka bisa memulai pendaftaran pada perguruan tinggi yang mereka inginkan secara online.
“Siswa yang lulus dan ingin menempuh pendidikan di luar Papua silahkan mendaftar di perguruan tinggi yang diinginkan secara online,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian SohilaitChristian Sohilait, Selasa (5/5/2020).
Sohilait melanjutkan, siswa-siswa ini tidak perlu ragu terlambat mendaftar ulang atau terlambat mengikuti perkuliahan karena tidak bisa berangkat ke kota studi dimana perguruan tinggi yang mereka tuju berada.
Berkaitan dengan akses transportasi yang masih ditutup, Sohilait mengatakan belum ada kebijakan terkait lulusan SMA/SMK yang akan menempuh pendidikan di luar Papua.
“Kita tetap harus menunggu sampai akses transportasi resmi dibuka. Termasuk dalam hal ini calon-calon mahasiswa yang diterima melalui jalur prestasi atau afirmasi,” kata Sohilait.
Mantan Sekda Lanny Jaya ini menegaskan sampai saat ini ia belum mendengar ada perkuliahan yang berjalan seperti biasanya. Karena saat ini orang masih dilarang berkumpul.
“Semua SMA dan SMK sudah kami sampaikan petunjuk terkait hal ini,” lanjutnya.
Terpisah, Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Cenderawasih (Uncen), Ones Sahuleka mengatakan Uncen tetap menjalankan proses penerimaan mahasiswa baru seperti biasanya, secara online. Lulusan SMA dari luar kota Jayapura tetap bisa mendaftar meskipun saat ini masih ada pembatasan akses transportasi.
“Jadi anak-anak tidak usah ragu. Tetap bisa mendaftar secara online. Kita belum tahu kapan Covid-19 ini berakhir. Namun calon mahasiswa yang nantinya telah diterima bisa langsung membayar SPP dan tetap berstatus mahasiswa meskipun belum bisa sampai di Jayapura, dimana lokasi Uncen berada,” kata Sahuleka.
Menurutnya, hampir semua kampus di Indonesia, bahkan di dunia menghadapi masalah yang sama. Sehingga nantinya jika diperlukan kebijakan khusus berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru ini, akan dibicarakan lebih lanjut oleh pemangku kepentingan terkait.
“Untuk saat ini, anak-anak calon mahasiswa baru menjalani saja prosedur yang diterapkan masing-masing perguruan tinggi. Perkuliahan akan berlangsung pada bulan Agustus. Kita harapkan pada bulan tersebut akses transportasi sudah terbuka. Jika belum pun, kita akan lihat apakah diperlukan kebijakan khusus atau tidak,” jelas Sahuleka. (*)