Jakarta disebut masuk fase amat genting hadapi Covid-19

Papua
Ilustrasi pandemi Covid-19 - Pexels.com.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Kondisi pandemi Covid-19 di Jakarta disebut masuk fase sangat gengting dan mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari terakhir terjadi peningkatan kasus aktif, kasus positif harian, keterisian tempat tidur perawatan, hingga rasio angka positif.

Read More

“Jakarta memasuki fase yang amat genting, bila kita tidak melakukan tindakan, maka kita berpotensi menghadapi kesulitan karena fasilitas kesehatan mungkin akan menghadapi jumlah yang tak terkendali,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Anies baswedan, Minggu (13/6/2021) malam.

Baca juga :  Ratusan pemudik yang balik di Jakarta reaktif Covid-19 

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta diperkirakan tembus 240 ribu pada awal Februari 2021 

Asrama Cendrawasih jadi klaster Covid-19 terbesar kedua di Jakarta

Ia menyebut data 6 Juni angka kasus naik 7.000-an, kasus aktif naik 11.500 jadi 17.400, naik 50 persen dalam 1 minggu. Positivity rate naik dari 9 persen pekan lalu jadi 17 persen. Padahal di Jakarta kemampuan testing 4 kali, pekan ini ditingkatkan 8 kali lipat tapi tetap positivity rate-nya tinggi.

Anies menyebut data tempat tidur perawatan Covid-19, Anies menyatakan terjadi kenaikan dari 45 persen pada 5 Juni, menjadi 75 persen. “Walaupun tingkat kematian di Jakarta relatif stabil, tidak mengalami perubahan signifikan,” ujar Anies menambahkan.

Ia mengatakan bahwa DKI Jakarta tengah menghadapi gelombang pandemi Covid-19. Tak hanya di Jakarta, situasi serupa terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

“Kita menghadapi gelombang baru peningkatan kasus Covid setelah musim libur Lebaran bulan lalu. Lonjakannya mulai dirasakan hari-hari ini, bukan hanya di Jakarta tapi di berbagai wilayah di Indonesia,” kata Anies menjelaskan.

Kondisi Covid-19 di Jakarta bisa semakin genting bila tidak segera diambil langkah. Ia meminta pendisiplinan secara kolektif yang melibatkan seluruh unsur masyarakat, termasuk aparat penegak hukum dan pemerintah. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply